Memetakan Keinginan Bawah Sadar Masyarakat Lokal Dalam Mewujudkan Ibu Kota Untuk Semua, dialog Kebudayaan Ibu Kota Nusantara tentang budaya lokal ” Adat Paser” yang dilaksanakan oleh Satu Pena Kaltim.
Sebagai gambaran awal mengapa pentingnya dialog tersebut diantaranya hasil dialog akan dibukukan dan diprossidingkan secara nasional maupun internasional; tujuan moral dari kegiatan ini adalah membuat aksi emansipasi sehingga masyarakat lokal dalam hal ini adat Paser mampu bersinergi dan membuat aksi advokasi terhadap masyarakat setempat terkait pemindahan IKN.
Dan melihat adanya subordinasi dari masyarakat adat sendiri di tengah multikulturalisme yang ada di Sepaku; untuk mengangkat kembali kejayaan masyarakat Paser dengan menjaga eksistensinya dalam budaya leluhur sehingga tidak menjadi subordinasi dri kekuatan- kekuatan dominan di tanah Sepaku PPU Kalimantan Timur.
Satu Pena menjadikan bagian dari dialog budaya untuk menggali secara realitas di lapangan tentang cara pandang serta apa yang mereka rasakan terkait Pemindahan IKN di Sepaku Kalimantan Timur.
Hadir dalam dialog budaya tersebut Ibu Vivi Yulaswati sebagai staff Ahli Bappenas bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Kesbangbol Provinsi Kalimantan Timur Bapak Firdaus Kurniawan, S.Sos, M.Si, PUPR Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Diani Sadiawati SH, LL.M dari Tim Transisi Otorita IKN – Nusantara sebagai penanggap dari dialog budaya dan Dr. Ir. Hetifah Sjaifuddin, MPP Wakil Ketua Komisi X DPR RI bertindak sebagai Motivator Dialog Budaya.
Materi yng dipaparkan dalam dialog budaya tersebut mengangkat Sejarah Kesultanan Paser serta sejarah Etnik Paser yang dibawakan oleh narasumber pertama yaitu Bapak Paidah Riansyah selaku pemerhati Budaya Paser dan masuk dalam lembaga adat Paser PPU bidang Budaya – Pariwisata; Narasumber kedua yaitu Bapak Yossy Samban sebagai Kepala Adat Paser Kelurahan Depan PPU merangkap bagian hukum Adat Paser dengan mengangkat hukum adat Paser; Narasumber ketiga Bapak Sibukddin sebagai Kepala Adat Paser wilayah Sepaku dan juga sebagai kepala adat Paser yang dituakan dengan materi tentang struktur adat paser; dan dipandu oleh Pemantik Dialog Budaya Satu Pena Dr. (Can) Nurul Kamaliah Umasangaji.
Dialog berjalan sangat dinamis apalagi materi dari narsumber- narasumber merupakan materi yang wajib diketahui oleh masyarakat Indonesia karena Paser bukan hanya sebuah Etnik atau Suku atau Adat semata.
Tetapi Paser adalah sebuah kesultanan yang memiliki peranan penting di era perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia, Paser menjadi sebuah pusat kerajaan yang tercantum dalam kitab- kitab sejarah zaman sebelum merdeka.
Inilah bukti Paser eksis dizaman itu tinggal saat ini bagaimana caranya penerus Adat Paser menjaga eksistensi budayanya dari kepunahan meskipun jumlah dari masyarakat adat tersebut minoritas dari suku lainnya yang ada di PPU, dengan jumlah 150.000 jiwa saat ini. (**)
Discussion about this post