TERNATE- Program pemerintah bernama Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) menunjukan hasil menggembirakan.
Program yang didanai APBN dan International Fund for Agriculture Development (IFAD) ini, di Maluku Utara difokuskan di Kabupaten Halmahera Selatan, Halmahera Barat dan Halmahera Tengah di 4 kecamatan dan 20 desa.
Salah satu daerah dampingan TEKAD yang mulai menunjukan hasilnya itu, ada di Halmahera Selatan. Salah satu desa yang didampingi program ini adalah Kasubibi Bacan Barat. Pada Mei 2023 lalu warga dampingan setempat melakukan panen padi ladang di demonstrasi plot (demplot) seluas 1,5 hektar.
Demplot itu menjadi media pembelajaran bagi warga untuk selanjutnya dikembangkan masyarakat. Pengelola demplot atau sekolah lapang ini dari berbagai kelompok, baik difabel, berdasarkan gender dan keluarga miskin sebagai penerima manfaat.
Warga pengelola demplot yang menamakan dirinya Kelompok Tani Suka Maju Desa Kusubibi Kabupaten Halmahera Selatan. Mereka metargetkan hasil panen dari demplot ini dua sampai tiga ton. Saat ini masih proses perontokan dan pengeringan.
“5 Juni 2023 lalu, kami lakukan panen padi. Saat ini kelompok tani ini masih lakukan pengeringan dan perontokan hasil dipanen,”jelas Sahril Adam Ketua Kelompok Tani Suka Maju.
Pihaknya sangat berterimakasih dengan masuknya program ini, karena mendorong masyarakat untuk kembali menanam padi, yang sebenarnya ditanam warga sudah turun temurun dan perlahan mulai ditinggalkan.
Sementara, Koordinator TEKAD Kabupaten Halmahera Selatan Bahri Saleh bilang, TEKAD adalah program unggulan Kementerian Desa dan PDTT bekerja sama IFAD.
Program ini kehadiranya untuk memicu serta mendorong pertumbuhan ekonomi di desa. Tidak itu saja, melaui pendampingan yang dilakukan diharapkan mengubah prilaku masyarakat desa dari cara bercocok tanam secara tradisional selanjutnya menggunakan teknologi tepat guna.
“Targetnya memenuhi kebutuhan dasar hidup bagi masyarakat desa, terutama yang ada di Kabupaten Halmahera selatan saat ini,” jelas Bahri.
Program ini menyasar tiga kelompok masyarakat yakni kaum difabel, sesuai gender dan rumah tangga miskin. Target cepaian program dengan kelompok penerima manfaat juga, yakni melakukan inovasi pembelajaran, mengatasi kelangkaan pasokan beras terutama di desa. Karena itu penting adanya improvisasi dan Inovasi serta kolaborasi.
Terutama peran penting serta dukungan pemerintah daerah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Balitbangda, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan bersama koordinator TEKAD dan fasilitatornya yang terlibat langsung di lapangan.
“Fasilitator berperan penting melakukan pendampingan yang intensif kepada masyarakat sehingga musyawarah yang dilakukan melahirkan usulan yang bersifat botom up, dengan metode partisipatif berbasis perencanaan. Pelaksanaannya sampai pada pertanggungjawaban anggaran juga terjamin,” jelasnya.
Kelompok sasaran juga akan tetap melakukan inovasi pembelajaran dengan menjaga, merawat dan membesarkan atau (manifesto M3).
“Saat ini Kelompok Penerima Bantuan (KPB) desa Kusubibi telah memenuhi target dan capaian yang telah diinginkan sesuai misi Kementerian Desa dan misi IFAD, walaupun belum memenuhi target sempurna. Karena itu kami juga butuh dukungan dan masukan untuk kemajuan program ini ke depan,” harap Bahri. (**)
Discussion about this post