BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek mencatat total dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan hingga Juli 2024 senilai Rp 757,94 triliun.
Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun menyebut nilai itu meningkat sebesar sebesar 12,01%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 676,63 triliun.
“Secara rinci, dari total data per Juli 2024, dana kelolaan terbesar ada di program Jaminan Hari Tua (JHT) yang sebesar Rp 474,43 triliun. Diikuti Jaminan Pensiun (JP) sebesar Rp 175,67 triliun,” ujarnya.
Selain itu, Oni bilang dana kelolaan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar Rp 64,64 triliun, kemudian Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp 16,77 triliun, lalu Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) sebesar Rp 13,42 triliun, serta BPJS sebesar Rp 13,01 triliun.
Oni juga menyebut hingga Juli 2024, penempatan investasi terbesar masih ditempatkan di instrumen obligasi atau surat utang dengan porsi 75,17%.
“Diikuti deposito dengan porsi 11,52%, saham sebesar 8,05%, reksadana sebesar 4,91%, lalu properti dengan porsi 0,27%, serta penyertaan sebesar 0,07%,” kata Oni.
Sementara itu, Oni menyampaikan hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan hingga Juli 2024 mencapai Rp 30,27 triliun. Nilai itu mengalami peningkatan sebesar 16,2% dan 5,84%, jika dibandingkan capaian per Juni 2024 dan periode yang sama tahun lalu.
Pada tahun ini, dia menyebut BPJS Ketenagakerjaan menargetkan hasil investasi sebesar Rp 55,28 triliun.
Sementara itu terpisah Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Ternate, Arief Sabara turut optimis hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan terus meningkat menjadi lebih baik lagi.
“Semoga terus memberikan manfaat untuk kesejahteraan para pekerja Indonesia”tutup Arief. (**)
Discussion about this post