Abdul Jabar Badri, SE., SH, pria kelahiran desa Bajo Sangkuang kecamatan Kepulauan Botang Lomang, 09 Januari 1982, sosok tokoh muda yang enerjik dan visioner.
Pria berdarah Buton – Bajo ini siap mewakafkan diri sebagai pelayan dan sahabat masyarakat dengan maju menjadi Calon Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) periode 2024 – 2029. Dengan mengusung visi,
“Bersama Mewujudkan Halmahera Selatan yang maju, berkah dan menjadi rumah bersama untuk semua”, sebuah cita-cita politik yang sangat relevan dengan kemajemukan etnis yang dipunyai Halsel.
Abdul Jabar Badri adalah putra dari almarhum Labom (Badri Baba), salah satu tokoh Buton di Halmahera Selatan kelahiran Raha yang dikenal sebagai pebisnis tangguh di bidang perikanan.
Perum Labom sapaan akrab Abdul Jabar Badri pernah mengenyam pendidikan di SDN Bajo Sangkuang – Kepulauan Botang Lomang, SMP Negeri 1 Labuha, SMK Negeri 1 Ternate, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cakrawala Malang dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, tekadnya yang kuat dalam menuntut ilmu menjadikannya terampil dan visioner.
Ia selain berlatar belakang enterprener juga terjun di dunia politik menjadi politisi partai Golkar dan saat ini menduduki posisi Wakil Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga/Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) periode 2020-2025.
Abdul Jabar Badri tidak saja berpengalaman di bisnis dan Politik akan tetapi juga cukup lama bekerja sebagai pekerja sosial melalui LSM Kreasi Anak Negeri (Canary) Maluku Utara yang bergerak di bidang pemberdayaan, pengembangan dan bantuan kemanusiaan.
Pada tahun 2013 – 2014, Abdul Jabar Badri pernah terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan proyek CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Statoil Indonesia Halmahera II AS, salah satu perusahan migas asal Norwegia yang dilaksanakan di tiga kecamatan di Halmahera Selatan yakni kecamatan Bacan, Bacan Timur dan Bacan Timur Selatan bekerjasama dengan Canary Maluku Utara.
Dari pengalamannya berorganisasi, Abdul Jabar memiliki kepedulian terhadap kondisi sosial masyarakat Halsel juga terhadap perkembangan ormas (organisasi masyarakat), LSM dan wartawan setempat. Dalam rangka itu, Ia bercita-cita mendorong pemerintah daerah agar menyediakan sebuah tempat berhimpun yang lebih representative dan fungsional bernama Graha Baharu sebagai ikhtiar mengakomodir sumbangan pikiran, ide, gagasan dari bawah/dari masyarakat serta untuk mengoptimalisasi peran ormas, LSM dan wartawan melalui kegiatan penguatan kemampuan (capacity building) dan kerjasama mengelola program pemberdayaan masyarakat di masyarakat.
Abdul Jabar Badri sangat yakin bahwa pelibatan kelompok civil society ikut serta memperkuat pemerintah daerah melalui kegiatan diseminasi pengetahuan dan keterampilan vokasi serta pendampingan secara langsung melalui program akan membantu meringankan beban dan tanggung jawab pemerintah daerah.
Graha baharu difungsikan untuk kegiatan dialog/dikusi, seminar, pameran, kegiatan penguatan kemampuan (capacity building) untuk aktivis ormas, LSM dan wartawan.
Dalam wadah yang mengusung konsep kebaruan ini, para activist/kelompok masyarakat sipil (civil society) diberdayakan dengan cara yang lebih edukatif, terhormat dan professional dan melalui gagasan visioner dan kerja-kerja kreatif yang berdampak positif di Masyarakat yang diajukan akan disuport oleh pemerintah daerah. Disinilah kelompok civil society dan pemerintah daerah melalui instansi terkait (Kesbangpol, Infokom, dinas teknis, dsb.) akan dipertemukan dan mempertemukan pikiran-pikiran/gagasan kritis dan kreatif untuk kemajuan Halmahera Selatan. (**)
Discussion about this post