Munculnya syariah card memberikan berbagai manfaat/maslahat sekaligus kerugian/mudarat. Di antara manfaat yang ada pada syariah card adalah memberikan kemudahan, keamanan, dan kenyamanan bagi nasabah dalam melakukan transaksi dan penarikan tunai.
Di samping itu syariah card juga mempermudah nasabah dapat mendapatkan uang ketika waktu yang mendesak. Sebaliknya, mudarat yang muncul dari syariah card dan kartu kredit lainnya adalah menyebabkan seseorang menjadi konsumtif, boros dan terlena dalam menggunakan dana yang dimilikinya bukan untuk kepentingan produktif.
Keberadaan dan penggunaan kartu kredit syariah sebagai salah satu produk jasa bank syariah yang diperuntukan dalam kegiatan pembiayaan konsumer, memberikan pengaruh yang sangat besar dalam peningkatan kegiatan transaksi konsumsi masyarakat, khususnya masyarakat Muslim.
Dikarenakan dalam kartu kredit syariah tidak ada sistem kontrol untuk memastikan apakah pemegang kartu menggunakan kartunya untuk membelanjakan barang-barang yang halal dan pagu batas penggunaan kartu tidak dapat menjadikan pemegangnya untuk tidak menjadi konsumtif.
Padahal ini jelas-jelas bertentangan dengan prinsip syariah, sebab sifat konsumtif lebih menekankan pada kepuasan diri dalam memenuhi bidang materiil yang bersifat sesaat.
Perilaku konsumen Indonesia pada umumnya memiliki 9 (sembilan) kategori dan selanjutnya juga berkaitan dengan Dampak Penggunaan Kartu Kredit Syariah dalam Perilaku Konsumtif Masyarakat Muslim Indonesia, yaitu: : (1) Berpikir jangka pendek (short term perspective), yang terlihat dari cirinya adalah mencari yang serba instant. (2) Tidak terencana (dominated by unplanned behaviour), yang tercermin pada kebiasaan membeli produk yang kelihatannya menarik tanpa perencanaan sebelumnya. (3) Suka berkumpul/sosialisasi sehingga banyak konsumen yang membeli bukan karena kebutuhan tetapi karena faktor pergaulan/sosialita. (4) Berorientasi pada konteks bukan pada esensi barang sehingga menyebabkan konsumen lebih tertarik pada kemasan barang. (5) Gengsi (putting prestige as important motive) yang menimbulkan Budaya lokal (strong in subculture). (6) Kurang peduli lingkungan sehingga mereka mampu membeli namun penggunaannya kurang tepat. (7) Faktor iklan yang disampaikan oleh tokoh masyarakat/tokoh agama. (8) Suka buatan luar negeri/barang-barang impor yang kenyataannya saat ini barang-barang tersebut mengalir deras memasuki pasar Indonesia dengan harga yang jauh lebih murah dan kualitas lebih baik. (9) Gagap teknologi sehingga mengakibatkan tidak terlalu memperhatikan elemen-elemen dari suatu produk.
Saran yang penulis utarakan pada tulisan ini adalah bahwa segala kemudahan transaksi yang tersaji dewasa ini sejatinya harus digunakan dengan bijak dan tidak menimbulkan kemudharatan, jangan sampai kemudahan bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit dan sejenisnya membuat kita terlena dan menjadi seseorang yang over consumtif.
Kartu kredit Syariah yang digunakan dengan cara salah bisa menyebabkan seseorang bersikap konsumtif. Karena dengan pemakaian yang lebih praktis dan mudah membuat alat pembayaran ini sering menjadikan seseorang lupa diri dan berbelanja tanpa batas.
Terlebih saat ini kartu ini bisa digunakan secara online dan offline. Oleh sebab itu ada beberapa Solusi untuk hal tersebut, diantaranya adalah :
(1) Pentingnya Mengenal Diri dan Gaya Hidup Sendiri (Getting to Know Yourself and Your Lifestyle) kenali gaya hidup sendiri dengan menulis apa saja yang menyebabkan Anda bersikap boros dan berpotensi menimbulkan banyak pengeluaran setiap hari.
Pelajari hal tersebut secara bertahap dan Anda harus bisa membedakan antara kebutuhan serta keinginan demi kebaikan finansial selama ini.
(2) Jangan Membuat Kartu Kredit Banyak Jika Belum Siap! (don’t make a lot) Memiliki banyak kartu kredit itu sah-sah saja asalkan pemiliknya dapat mengontrol keuangannya dengan baik.
Selama belum siap mengatur finansial, sebaiknya jangan membuat kartu kredit lebih dari 2. Dengan memiliki 2 kartu kredit membuat Anda bisa mendapatkan bantuan suntikan dana ketika berada dalam kondisi darurat.
(3) Pentingnya Belanja sesuai Kebutuhan Prioritas (prioritizing first) buat prioritas kebutuhan keuangan dengan baik dan tahan rasa ingin berbelanja barang yang tidak penting. Karena barang yang sedang dibutuhkan itu lebih berguna daripada Anda hanya membeli sesuatu berdasarkan keinginan saja. Maka jangan pernah tergiur saat melihat ada diskon dan promo credit card.
Penulis adalah Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Khairun. (**)

