Publikmalutnews.com
Senin, Desember 8, 2025
  • Berita
    • Advertorial
    • Olahraga
    • Opini
    • Promo News
  • Kota
    • Ternate
    • Tidore
  • Daerah
    • Halmahera Barat
    • Halmahera Selatan
    • Halmahera Tengah
    • Halmahera Timur
    • Halmahera Utara
    • Morotai
    • Sofifi
    • Sula
    • Taliabu
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Nasional
  • Nusantara
  • Video
No Result
View All Result
  • Berita
    • Advertorial
    • Olahraga
    • Opini
    • Promo News
  • Kota
    • Ternate
    • Tidore
  • Daerah
    • Halmahera Barat
    • Halmahera Selatan
    • Halmahera Tengah
    • Halmahera Timur
    • Halmahera Utara
    • Morotai
    • Sofifi
    • Sula
    • Taliabu
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Nasional
  • Nusantara
  • Video
No Result
View All Result
Publikmalutnews.com
No Result
View All Result
Home Berita

Refleksi 70 Tahun Milad Smansa Ternate

Oleh: Irmon Machmud, S.Ip,M.A

Redaksi by Redaksi
Oktober 23, 2023
in Berita, Opini
0
Refleksi 70 Tahun Milad Smansa Ternate

“Nostalgia di Masa Lalu, Energi di Masa Kini”

Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa masa-masa SMA adalah masa paling indah. Bahkan hampir sebagian besar orang yang telah lulus belasan ataupun puluhan tahun lalu, selalu berbahagia ketika mengenang-ngenang masa putih abu-abu itu.

Paramitha Rusadi melukiskannya dengan syahdu “Nostalgia SMA kita, tak kan hilang begitu saja, masa-masa remaja ceria, masa paling indah”. Manusia memang makhluk yang senang bernostalgia. Bukan untuk apa-apa, tetapi para psikolog sepakat bahwa dengan mengingat kenangan (manis), kebahagiaan dengan sendirinya akan membuncah.

Marcel Valentin Louis Georges Proust seorang cendekiawan, novelis, eseis dan kritikus Prancis, membuat istilah involuntary memory. Penulis “Mencari Waktu Yang Hilang” sebuah karya monumental dalam fiksi abad ke-20 itu, mengartikannya dengan istilah: kenangan. Kenangan tidak serta merta hadir tetapi karena ada pemicu. Kenangan juga tidak selalu berkaitan dengan yang manis-manis saja, tetapi kerap kali berbuah genangan (air mata) kesedihan.

Menurut ahli psikologi, nostalgia adalah kecenderungan alami manusia. Nostalgia bisa dipicu oleh berbagai hal yang berkaitan dengan benda, bisa juga aroma, wangi, lagu, makanan, hingga foto. Nostalgia adalah perasaan hangat yang kita rasakan sewaktu kita memikirkan tentang kenangan-kenangan terindah dari masa lalu kita.

Demikian Erica Hepper, ahli psikologi berujar.

Memang penggalan waktu kala remaja dan berseragam putih abu-abu itu selalu meninggalkan jejak kerinduan dan nostalgia tiada tara. Ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan impresi saat duduk di bangku kuliah atau menjadi alumnus dari sebuah perguruan tinggi. Mengapa? Karena masa-masa SMA, di mana usia belasan, rata-rata anak remaja tidak diperhadapkan dengan tantangan dan kesulitan dalam kehidupan. Mereka menjalaninya laksana air mengalir.

Meskipun ada sebagian kecil juga, yang sudah harus memikul beban sebagai pengganti orang tua misalnya, atau ikut mendukung orang tua melawan kerasnya kehidupan.

Anak-anak SMA khususnya yang lulus di angkatan tahun 80an 90an akan lebih impresif, ketika diingatkan dengan kenangan masa-masa sekolah dulu. Ini karena sebagian besarnya telah melewati sekian etape dari tahapan kehidupan. Mereka yang lulusan di angkatan ini adalah alumni zaman cornedbeef (istilah prokem untuk menggambarkan keusangan, menunjuk pada sebuah produk daging olahan).

Lulusan di angkatan ini pasti telah melewati berbagai episode dan kisah-kasih di sekolah. Dimarahi guru, dijewer, ditampar, dilempar penghapus, distraf, dipukuli dengan kayu penggaris atau rotan adalah hal yang lumrah. Karena mereka sadar bahwa di ujung rotan selalu ada emas.

Meskipun para penganjur humanisme dan anti kekerasan tidak menyetujuinya. Tetapi orang tua di era itu, akan mendukung dengan sepenuh hati, jika anak-anak mereka dididik dengan ketegasan dan tanggungjawab.

Anak-anak SMA yang pulang ke rumah dan melaporkan ke hadapan orang tuanya akan ditimpali “mari papa lap tambah pa ngana”. Apa kabar anak SMA zaman sekarang?

Alumni SMA di angkatan itu juga sebagian besar telah melalui fase-fase pembentuk kedewasaan. Masa pubertas yang begitu menggebu-gebu. Dari mulai rasa ketertarikan kepada lawan jenis, cinta-cinta-an sampai maraju kadondong, putus tanpa sebab, ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.

“Kita kanal hati pe dia, tolong kirim salam sadiki”. Itu hanya sekelumit ekspresi kegelisahan sekaligus kegalauan. Mereka mengekspresikan dengan cara-cara yang atraktif sampai dramatis. Obbie Mesakh dengan kisah-kasih di sekolah bisa jadi representasi anak-anak SMA tahun 80an 90an. “Malu aku malu, menunggu di sini, di sudut sekolah, tempat yang kau janjikan, ingin jumpa denganmu walau mencuri waktu, berdusta pada guru”.

Siswi yang dinaksir akan mempunyai sensasi yang luar biasa, harap-harap cemas menanti kabar dan salam dari sang arjuna. Berbalas pantun dalam lembaran buku diari, yang disemprot dengan aroma penuh wangi.

Siswa yang jadi idola, entah karena kecerdasannya, sang juara kelas, atau sedikit ke-cogan-nya (term yang sudah dikenal di Ternate akhir tahun 90an, singkatan dari cowok ganteng) dan karena kapala gaya-nya, didaulat jadi kapala genk, terlihat sok cool (model deng manis-manis nih..) Berharap banyak gadis pujaan yang jadi incaran dan tak bertepuk sebelah tangan. Biduan legenda, Chrisye menyindir “engkau masih anak sekolah, 1 SMA, belum tepat waktu, tuk begitu begini”.

Kisah kasih SMA selalu menghadirkan banyak cerita. Apalagi bagi mereka yang mengenyam pendidikan di bangku sekolah atas, di SMA Negeri 1 Ternate yang beralamat di jalan Ki Hajar Dewantara Takoma itu (d/h jln. Siswa). Dulu (mungkin sampai sekarang), ada rasa bangga sekaligus menaikkan gengsi, kalau ditanya, “nyong ngana sekolah mana?” Pasti dijawab dengan senang hati “saya sekolah di SMA 1 Ternate”. Sekolah tempat berbagi riang, memperoleh kesenangan.

Inilah sekolah sebagaimana yang dirumuskan saat pertama terbentuk di muka bumi. Yaitu yang dicetuskan oleh para filsuf Yunani, skola atau skolae. Konon skolae adalah tempat di mana orang-orang melabuhkan waktu senggang untuk belajar.

Hal mana sejalan dengan konsep merdeka belajar yang digencarkan saat ini. Skola in loco parentis, demikian terminologi dalam bahasa Latin, yang berarti tempat anak-anak belajar di waktu senggang. Sehingga sekolah adalah ibu pengasuhan, pengganti orang tua. Itu sebabnya sekolah tempat belajar disebut almamater. Alma mengandung arti pengasuhan, mater adalah ibu. Sekolah adalah ibu, ummu dalam bahasa Arab, ibu pengasuhan bagi pengetahuan.

SMA Negeri 1 yang sempat berubah nama menjadi SMU Negeri 1 di tahun 1997 itu, adalah sekolah andalan, ibu pengetahuan di Kota Ternate. Mulai dari anak pejabat sampai konglomerat. Dari kelompok elite sampai masyarakat dengan tingkat ekonomi yang sulit. Semua stratifikasi sosial dengan latarbelakang yang berbeda-beda tanpa membeda-bedakan, belajar di sini.

Pluralitas dari berbagai irisan agama, etnis (suku) berbaur di sini. SMA Negeri 1 Ternate terkenal dan terkenang sepanjang masa. Potret sekolah SMA Negeri 1 di masa kini setidaknya harus terus mempertahankan fungsi sekolah sebagai tempat merajut keadaban. Karena bagaimana pun gambaran generasi di hari ini adalah wajah masa depan kota dan bangsa di masa yang akan datang.
Selamat Milad Smansa yang ke 70 tahun, 24 Oktober 1953-24 Oktober 2023, tergerak, bergerak unggul semua. (**)

Irmon Machmud
Alumni SMU Negeri 1 Ternate Angkatan 97
Pojok Cikini, 21 Oktober 2023

Previous Post

Raih Capaian Pelayanan KB Tertinggi, Malut Mendapat Dua Penghargaan Tingkat Nasional

Next Post

PT IWIP tak Bayar Lahan, Masyarakat Gamaf Palang Dua Titik Askes Jalan Menuju Lokasi Galian Ore

Next Post
PT IWIP tak Bayar Lahan, Masyarakat Gamaf Palang Dua Titik Askes Jalan Menuju Lokasi Galian Ore

PT IWIP tak Bayar Lahan, Masyarakat Gamaf Palang Dua Titik Askes Jalan Menuju Lokasi Galian Ore

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • Kemenkum Malut Bersinergi dengan DPRD Dukung Koperasi Merah Putih
  • DPRD Malut Harapkan Pemprov Benahi Fasilitas RSJ
  • DPRD Malut: Pengembangan Kerupuk Kamplang Bacan untuk Berdayakan Ekonomi Warga
  • DPRD Malut Dorong BNNP Tes Urine Pekerja Asing di Perusahaan Tambang
  • Hadiri Rakernas ADPSI–ASDPSI 2025, Ketua DPRD Malut Bahas Penguatan Peran Legislatif Daerah

Recent Comments

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Police

No Result
View All Result
  • Berita
    • Advertorial
    • Olahraga
    • Opini
    • Promo News
  • Kota
    • Ternate
    • Tidore
  • Daerah
    • Halmahera Barat
    • Halmahera Selatan
    • Halmahera Tengah
    • Halmahera Timur
    • Halmahera Utara
    • Morotai
    • Sofifi
    • Sula
    • Taliabu
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Nasional
  • Nusantara
  • Video