TERNATE,MPe- Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Maluku Utara bersama mitra kerja Anggota Komisi I DPR RI Dapil Maluku Utara, Irene Yusiana Roba Putri menggelar Sosialisasi dan Kie Program Bangga Kencana di Kelurahan Mangga Dua, Ternate, Maluku Utara, Senin (19/9/2022)
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala BKKBN Malut Renta Rego, Anggota Komisi I DPR RI Irene Yusiana Roba Putri, Kepala BNN Malut Brigjen Pol Agus Roh, Kadis DPPKB Ternate Fathiya Suma serta puluhan peserta dari warga Kelurahan Mangga Dua.
Kepala BKKBN Malut, Retna Rego menjelaskan pihaknya bersama mitra kerja Komisi I DPR RI melaksanakan sosialisasi program kie bangga kencana itu sesuai Perpres nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
“Dengan adanya Perpres tersebut kami sudah membentuk tim percepatan penurunan stunting di Maluku Utara bahkan sudah diikuti oleh kabupaten/kota termasuk Kota Ternate dan tim pendamping keluarga di kelurahan maupun desa,” ujarnya.
Irene mengatakan, angka stunting di Indonesia rata-rata 24,7 persen, ditargetkan dibawah 17 persen sehingga yang di maksud bapak atau ibu stunting itu adalah ketika memberikan bantuan kepada keluarga yang dinilai memerlukan untuk menyelamatkan anak tersebut dari stunting dengan cara menyuport makanannya.
“Misalnya gizi dilihat apakah dia mampu makan 5 sehat 4 sempurna untuk pencegahan stunting, lalu fasilitas lingkungannya seperti apa. Itu yang dimaksud bapak atau ibu asuh stunting supaya membantu keluarga tersebut terhindar dari stunting,” katanya.
Anggota DPR RI dua periode itu menyebut, kendala stunting di seluruh indonesia dan khusunya di Maluku Utara adalah kurangnya pengetahuan orang tua terhadap makna stunting.
“Kalau orang tua tidak tahu stunting, apa bahaya dan bagimana tentu dia tidak tahu cara mencegahnya seperti apa, jadi mengapa sosialisasi dengan BKKBN ini perlu karena anak-anak muda tiba-tiba tidak berencana dan hamil di luar nikah tentu secara badan dia tidak siap, dia tidak tahu ketika hamil itu memenuhi gizi untuk dua orang seperti apa, nanti anakya lahir dia juga tidak tahu cara membesarkan anaknya dengan memenuhi kebutuhan gizinya seperti apa, makanya BKKBN beranggapan berencana itu keren. Artinya, dari pernikahan dan kehamilan itu direncanakan apakah orang tua itu siap secara ekonomi, sikologi maupun secara sosiologi,” ungkapannya.
Kadis DPPKB Ternate Fathiya Suma menambahkan, stunting secara nasional mengacu pada Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan dan penurunan stunting dan dalam rencana aksi nasional melalui Perban Nomor 12 Tahun 2021 bahwa secara kelembagaan mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan dan desa secara kelembagaan diatur untuk pembentukan tim percepatan penurunan stunting
“Kita bekerja, kolaborasi dan sinergi untuk bagimana semua rencana dari OPD terkait itu bisa bersama-sama dalam berkolaborasi untuk menurunkan kasus-kasus stunting yang ada, jadi dalam rana penggerakan ini yang kita jadikan regulasi bersama itu di daerah,” ujarnya.
Fhatiyah mengatakan khusus Kota Ternate ada SK Walikota Ternate terkait daerah fokus stunting, dimana tahun 2022 ada 19 kelurahan yang menjadi fokus dan secara bersama melalui tim percepatan penurunan stunting di kota, kecamatan dan kelurahan untuk berupaya melakukan intervensi terhadap kasus-kasus stunting.
“Melakukan upaya pencegahan dari hulu yaitu pendampingan calon pengantin bahwa sebelum tiga bulan menikah untuk tim pendamping keluarga dan alhamdulillah di Kota Ternate sebanyak 125 tim yang sudah dibentuk di 78 kelurahan,” katanya.
“Kemudian dari alur pendampingan ini kita berharap dengan aplikasi siap nikah siap hamil ini, kita akan meramu dan mendampingi dan memastikan bahwa semua calon pengantin itu dapat ditatalaksana dan dipersiapkan untuk masuk fase kehamilan sehingga dipastikan dia sehat secara jasmani,” pungkasnya. (Alan)