TERNATE,MPe- Pemerhati dan penggiat Film lokal Daerah Maluku Utara meminta agar Gubernur Malut segera mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang pembangunan dan pemberdayaan perfilman di Malut. Permintaan ini untuk memperkuat keberadaan Perkumpulan dan kelompok produktifitas Film di Propinsi ini,
Sehingga, dengan adanya Perda, Penggiat Film Lebih giat dan lebih Responsip Terhadap pemajuan Seni Film Provinsi Maluku Utara.
Penggiat dan pemerhati Film lokal, Kharaman Hirto mengatakan seharusnya keberadaan Perda tersebut seharusnya sudah ditindaklanjuti atau dipayung hukum yang kuat dengan Peraturan Gubernur (Pergub) yang lebih teknis sifatnya agar Perda tersebut fungsional dalam mendorong dan menfasilitasi berkembangnya Industri Film di Maluku Utara.
“Menurut saya, untuk memajukan industri film setidaknya ada tiga syarat, yakni pertama tersedianya regulasi yang responsif dan akomodatif terhadap industri perfilman, kedua terbangunnya ekosistem perfilman yang sehat meliputi Pengembangan pasar (bioskop), peningkatan produksi (kuantitas dan kualitas) peningkatan kecerdasan masyarakat untuk mengapresiasi film, dan terakhir adalah terjalinnya sinergitas elemen terkait untuk memproduksi film,” ujarnya.
Apabila nanti Pergub sudah dikeluarkan untuk anggarannya, ia mengatakan untuk anggarannya bisa dimasukan atau diikutkaan di dinas Pariwisata atau dinas pendidikan,kebudayaan, riset dan teknologi Jatim yaitu dalam bidang Seni Kreatif dan bidang kebudayaan. Bisa juga di dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).
“Perlu juga digagas suatu konsep yang sifatnya menyeluruh, akomodatif dan antisipatif terhadap masa depan, karena industri film sangat dinamis dan cakupannya sangat luas,” ujarnya.
Konsep tersebut mesti tertuang dalam semacam rencana induk pengembangan perfilman Maluku Utara, sehingga pengembangannya dapat bisa terarah dan terukur.
“Semua pihak yang terlibat dalam industri ini perlu memberikan masukan pemikiran dan bersinergi dengan Pemprov Malut, sehingga konsep yang dibuat dapat menjawab kebutuhan kekinian dan menjangkau masa depan, karena Industri ini sangat mendorong perekonomian dan sejalan dengan budaya atau gaya hidup kekinian yang disebut 4S. Yakni Sugar (kuliner), Skin (kencantikan), Sun (Pariwisata) dan Screen (Gadged/teknologi informasi).” pungkas Bung Apoy sapaan Sukarman Hirto selaku penggiat dan pemerhati Film Lokal Malut. (**)

