
TERNATE — Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate mulai mematangkan persiapan sebagai tuan rumah Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) tahun 2026.
Tidak sekadar menjadi ajang pertemuan kota-kota pusaka, event nasional ini dirancang tampil berbeda dengan menghadirkan simposium khusus pulau-pulau penghasil rempah.
Ketua Panitia JKPI 2026, Rizal Marsaoly, mengatakan, inovasi ini sengaja dihadirkan agar penyelenggaraan JKPI di Ternate memiliki ciri khas yang kuat.
Hal tersebut ia sampaikan dalam rapat koordinasi awal persiapan JKPI 2026 yang dibuka langsung wali kota Ternate dan dihadiri sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), antara lain Dinas Perindustrian, Dinas Pariwisata dan Perdagangan, Permukiman dan Pertanahan, Dinas Kebudayaan serta Dinas Perumahan.
“Tadi Pak wali kota membuka rapat dan kami mulai membahas apa saja yang akan dilakukan ke depan. JKPI ini menjadi momen penting, paling tidak orang-orang dari berbagai daerah akan datang ke Ternate,” ujar Rizal, Rabu (3/12).
Rizal yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ternate ini menegaskan, simposium pulau-pulau penghasil rempah akan menjadi pembeda utama JKPI 2026 di Ternate dibanding pelaksanaan di kota lain. Menurutnya, Ternate memiliki kekuatan historis dan kultural yang sangat kuat dalam jalur rempah dunia sejak ratusan tahun silam.
“Meski mungkin dari sisi kuantitas kita kalah, tetapi dari sisi kualitas Ternate tidak ada duanya, apalagi soal rempah. Kita punya sejarah besar dan itu harus ditampilkan dengan cara yang elegan dan akademis,” ujarnya.
Ia menjelaskan, simposium tersebut tidak hanya membahas aspek sejarah rempah, tetapi juga diarahkan pada isu ekonomi kreatif, pariwisata, serta peluang pengembangan produk turunan rempah di masa kini.
Melalui forum itu, Pemerintah Kota Ternate berharap para delegasi dari berbagai daerah dapat membawa pulang gagasan baru sekaligus ketertarikan terhadap produk UMKM lokal.
“Saya berharap para delegasi yang hadir nanti bisa memberikan warna baru terhadap pemasaran produk UMKM kita. Ternate harus tampil bukan hanya sebagai kota pusaka, tetapi juga sebagai kota ekonomi berbasis budaya,” ujarnya.
Lebih jauh, JKPI 2026 juga diproyeksikan sebagai instrumen penguatan city branding Ternate sebagai “Kota Rempah”. Pemerintah ingin menjadikan ajang tersebut sebagai pintu masuk promosi budaya dan potensi ekonomi daerah ke tingkat nasional bahkan internasional.
“Ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi strategi jangka panjang memperkenalkan identitas Ternate sebagai kota pusaka dan kota rempah,” tutur Rizal.
Ia memastikan seluruh rangkaian kegiatan JKPI 2026 akan disiapkan secara matang dan melibatkan berbagai pihak, termasuk komunitas budaya, pelaku usaha, akademisi, serta generasi muda, agar event tersebut memberikan dampak nyata bagi pembangunan daerah.(*)
