KAWASI– Kehadiran Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, dinilai telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap ketersediaan fasilitas kebutuhan dasar masyarakat Desa Kawasi.
Hal ini ditegaskan oleh masyarakat setempat yang enggan namanya disebutkan, menyusul adanya gangguan pasokan listrik baru-baru ini.
Masyarakat asli kelahiran desa Kawasi ini menggarisbawahi komitmen berkelanjutan perusahaan dalam penyediaan infrastruktur vital.
“Selama ini, perusahaan selalu menyediakan fasilitas listrik ke Desa Kawasi. Sayangnya, masyarakat kita sendiri yang tidak merawat fasilitasnya,” ujarnya.
Ia mengklarifikasi bahwa gangguan listrik yang sempat terjadi di Desa Kawasi belakangan ini bukan disebabkan oleh kelalaian operasional perusahaan. Sebaliknya, gangguan tersebut dipicu oleh insiden kebakaran yang timbul dari pemasangan kabel yang tidak tertib dan di luar standar yang telah ditetapkan.
“Listrik sudah disiapkan. Banyak masyarakat yang tidak tertib dalam menggunakan listrik, seperti jalur perkabelan listrik yang sembarangan. Bahkan banyak menjual kembali listrik yang sudah dialiri melalui bantuan perusahaan,” tambahnya.
Sebelum insiden terjadi, Harita Nickel telah menyediakan pasokan listrik dengan kapasitas yang cukup besar, yakni 250 kWh ditambah 100 kWh, yang disuplai melalui dua unit genset utama.

“Meskipun genset lama saat ini mengalami kerusakan perusahaan telah berupaya melakukan genset cadangan dari fasilitas lain, dengan kapasitas yang lebih tinggi,” terang tokoh yang namanya enggan disebut ini.
Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat untuk mendukung upaya perbaikan dan komitmen perusahaan. “Maka itu, kita sebagai masyarakat harus melihat upaya dari perusahaan ini dan terus memberikan dukungan. Jika itu kita lakukan, maka saya rasa apa yang kita inginkan bersama bisa tercapai,” tegasnya.
Sementara itu, Yunince, salah satu warga yang telah menempati permukiman baru Desa Kawasi, menanggapi aksi unjuk rasa menuntut akses listrik dan air bersih. Menurutnya demonstrasi yang terjadi belakangan tidak relevan karena menurutnya masalah listrik justru muncul akibat sambungan liar.
“Mereka bilang perusahaan tidak kasih sambungan listrik, padahal banyak sambungan listrik yang tidak sesuai aturan. Logikanya, setelah sebagian warga pindah ke permukiman baru, harusnya fasilitasnya mampu menyuplai dengan baik. Karena itu, tuntutan mereka itu tidak masuk akal,” tegasnya.
Ia menduga kondisi di permukiman lama, yang padat dan tidak tertata, sengaja digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang pemerintah dan perusahaan.
Padahal, menurutnya pemerintah melalui perusahaan telah menyediakan fasilitas hunian yang lebih layak di permukiman baru.
“Di sini air dan listrik lancar, 24 jam penuh. Lingkungannya juga nyaman. Kalau hujan tidak becek, kalau panas tidak berdebu. Di rumah lama saya tidak pakai AC, tapi di sini sampai pasang tiga AC,” ungkapnya.
Saat ini, pihak perusahaan dan masyarakat tengah berkoordinasi untuk menertibkan seluruh instalasi listrik demi mencegah insiden serupa dan memastikan pasokan listrik Desa Kawasi kembali normal dan stabil. (**)

