
TERNATE — Oknum anggota DPRD Provinsi Maluku Utara dari Fraksi Gerindra, berinisial ME (63) terlibat cekcok dengan EK (38) seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kota Ternate. Gegara sebuah insiden kecil laka-lantas saat berkendara mobil.
Di mana, mobil mewah Toyota Camry Hybrid milik ME lecet akibat tertabrak oleh EK, tak terima baik ME pun meminta EK untuk bertanggung jawab, mengganti semua bagian belakang yang mobilnya yang lecet dengan yang baru.
Atas permintaan ME itu, EK mengaku, dirinya yang punya penghasilan pas-pasan berbeda dengan seorang wakil rakyat, sudah pasti ia tidak akan mampu menyanggupinya. EK bahkan membantah kalau dirinya yang sebagai korban dari insiden itu.
IRT itu bercerita kejadiannya pada Sabtu (6/9) siang sekitar pukul 13.00 WIT. Ia dari rumah sakit dan hendak pulang ke rumah di lingkungan BTN, Kelurahan Maliaro, Kecamatan Ternate Tengah. Dalam perjalanan dari arah timur dan mau melewati ke sebuah tikungan tepatnya di depan kantor Kesbangpol Kota Ternate, tiba-tiba saja mobil dengan nomor pelat D 9 ESA dikendarai ME, oknum DPRD, yang ada di depannya seketika rem mendadak, tanpa sengaja mobil Toyota Raize biru nomor pelat DG 1169 KI yang dikendarai EK hilang kendali langsung bruk!! tertabrak.
Dari tayangan video CCTV berdurasi 13 detik: terlihat jelas mobil ME yang sementara di depan seketika rem mendadak, saat itu juga langsung tertabrak oleh mobil EK dari belakang dengan kecepatan rendah. Mobil hitam Camry Hybrid anggota DPRD itu seketika rem mendadak karena mempersilahkan sebuah mobil di depannya yang berlawanan arah agar lebih dulu lewat. Kondisi ini memang terlihat serba salah, dalam tayangan video terlihat ada sebuah mobil hitam terparkir di sisi kanan pada badan jalan yang sempit dan menikung tersebut. ME juga seharusnya memberi isyarat terhadap mobil dari belakang ketika hendak rem mendadak mempersilakan mobil yang ada ada depannya lebih dulu lewat.
“Waktu itu saya dari rumah sakit mau pulang ke rumah di BTN. Pas di tikungan depan kantor Kesbangpol ada mobil di depan mendadak rem saya juga kaget (dan tabrak tak bisa dihindari),” kata EK saat ditemui wartawan, Selasa (9/9) malam.
EK mengatakan, Oknum anggota DPRD daerah pemilihan Kota Ternate-Halmahera Barat itu saat mengetahui mobilnya tertabrak langsung keluar dan ngamuk menyuruh ganti dengan yang baru. “Cuma lecet sedikit di belakang mobil dia tapi dia ngamuk suruh harus ganti. Kami lalu sama-sama ke Dealer,” sambung EK.
Setibanya di Dealer Toyota EK disuruh menunggu karena dibuat estimasi/perkiraan biaya perbaikan. Belum adanya kepastian EK lalu diarahkan ke Polres Ternate untuk lanjut mediasi dengan ME mengenai estimasi biaya perbaikan, namun estimasi yang dikirim lewat via pesan whatsapp (WA) ke EK total estimasi servis sebesar Rp 30 juta sekian. Pada Senin (10/9), EK kembali ke Polres Ternate menemui anggota Satlantas menyampaikan keberatan atas hal itu.
“Lalu besoknya lagi Selasa, saya datang dan di hadapan polisi saya bilang saya tidak sanggup dengan permintaan biaya perbaikan sebanyak Rp 30 juta itu. Tetapi tiba-tiba hari itu juga sorenya anak perempuan mereka (oknum dewan itu) WA saya dengan estimasi baru dengan total harga Rp 19.383.970 (19 juta lebih). Jadi, yang dari sebelumnya mereka minta estimasi awal Rp 30.827.481 atau 30 juta sekian besoknya hari Selasa saya di WA estimasi baru sudah mereka kurangi jadi Rp 19 juta sekian. Saya lalu balas chat WA mereka saya bilang ‘saya minta maaf mohon pertimbangan saya tidak sanggup cuman dia minta saya untuk harus membayar karena nilainya sudah ada yang dikirim lewat itu’,” ujar EK.

EK berharap, ME mempertimbangkan kembali nominal biaya servis yang diminta karena ia merasa juga sebagai korban. Apalagi ME adalah seorang wakil rakyat. “Ini kan musibah janganlah memberatkan salah satu karena kami juga korban begitu. Kalau bisa diringankan, karena jujur saja dengan nominalnya yang segitu torang tidak mampu,” harap EK.
Diketahui, oknum DPRD Maluku Utara, ME, yang mengklaim sebagai korban saat ini belum membuat laporan polisi. Makannya permasalahan keduanya ini belum ada titik terang pihak siapa yang bersalah dan harus bertanggung jawab.
Upaya konfirmasi wartawan terhadap ME namun belum merespon hingga berita ini dipublikasikan**