TERNATE – Aksi unjuk rasa Mahasiswa Cipayung Maluku Utara dan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate di Kantor DPRD Kota Ternate, Senin, 1 September 2025, berakhir ricuh dengan aparat kepolisian.
Aksi ini menuntut pembubaran DPR, reformasi Polri yang lebih Presisi, hingga sejumlah tuntutan permasalahan di daerah.
Aksi yang dimulai pagi menjelang siang itu, terlihat mulai tak kondusif sekitar pukul 14.00 WIT, pada saat massa yang hendak menerobos lebih dekat ke gedung DPRD dihalau oleh petugas yang sudah bersiaga membentuk barikade yang lengkap dengan baju alat pelindung diri (APD) .
Ribuan massa dari arah Utara tersebut kemudian mencoba menerobos ke kantor DPRD dan terjadi saling dorong. Situasi yang sudah menjadi tak terkendali. Sekitar pukul 14.59 WIT polisi kemudian melepaskan semprotan water canon diikuti dengan tembakan gas air mata di tengah-tengah berkumpulnya massa aksi.
Seketika massa pun berhamburan berlari arah Utara hingga ke lorong-lorong pemukiman warga. ‘Mana air mana air’ teriak sejumlah mahasiswa yang sesak nafas akibat terkena semprotan gas air mata petugas.
Polisi memukul mundur massa dari depan sekitar kantor DPRD sampai ke tugu Makugawene, di pertigaan Kelurahan Kalumata Puncak.
Sedikit mundur ke Selatan di depan tugu di situ dilakukan pemasangan barikade. Berselang beberapa menit kemudian massa kembali berkumpul dan situasi mulai meredah. Sebagian massa kemudian melaksanakan shalat ashar bersama petugas kepolisian di badan jalan.
Setelah waktu shalat, suasana kembali tegang, massa terus menyuarakan aspirasi lewat corong megaphone di depan barikade polisi.
Hampir setengah jam kemudian, terlihat Kapolres Ternate, AKBP Anita Ratna Yulianto menginisiasi pertemuan perwakilan massa aksi dengan Forkopimda Maluku Utara yang sementara berada di dalam gedung DPRD Kota Ternate, hanya saja, yang melakukan sharing adalah dari perwakilan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, Kapolda Maluku Utara, Irjen Pol Waris Agono, Danrem 152/Baabullah Ternate, Brigjen TNI Enoh Solehudin, Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku Utara, Herry Ahmad Pribadi, Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman dan sejumlah anggota DPRD Kota Ternate, keluar menemui massa dari HMI tepatnya di depan kantor DPRD.
Proses hearing berlangsung lancar, massa kemudian menyampaikan sejumlah tuntutan permasalahan di daerah baik itu masalah sengketa lahan di Ternate, hingga mengenai penegakan hukum penanganan 11 warga Maba Sangaji danĀ sejumlah kasus tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) di Maluku Utara. Dan dijawab satu persatu- persatu.
Usai hearing massa perwakilan HMI kemudian membubarkan diri diikuti unsur Forkopimda. Namun, tak berselang lama sekitar pukul 17.15 WIT ratusan massa yang masih terkonsentrasi di depan barikade kembali bentrok dengan aparat kepolisian, hingga terjadi saling kejar-kejaran dan pelemparan batu.
Akibat bentrokan tersebut belasan Mahasiswa diamankan polisi hingga dikabarkan ada yang luka-luka sehingga dilarikan ke rumah sakit. **


