SOFIFI,MPe – Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, menegaskan komitmennya untuk menjaga integritas dan menghindari konflik kepentingan dalam pengelolaan sektor pertambangan di Maluku Utara, Jumat (21/11/2025).
Pernyataan itu disampaikan dalam program Kompas TV bersama jurnalis senior Rosiana Silalahi, sebagaimana terekam dalam sebuah video YouTube Shorts berdurasi 1 menit 16 detik berjudul “Gubernur Sherly Tegaskan Anti-Konflik Kepentingan Tambang”.
Pada awal dialog, Rossi menanyakan secara langsung apa yang membedakan Sherly dengan para pelaku bisnis tambang yang kerap dikaitkan dengan kepentingan oligarki.
“Saya sudah mendeklarasikan apa yang saya miliki, bahkan jauh sebelum menjadi gubernur,” ujar Sherly.
Ia menambahkan, deklarasi harta dan kepemilikan perusahaan itu kembali ia lakukan setelah menjabat.
“Sekarang saya menjadi gubernur, saya deklar lagi di sini dan di LHKPN. Jika nanti suatu saat terjadi posisi yang berpotensi konflik of interest, saya akan abstain,” tegasnya.
Rossi kemudian menimpali dengan pertanyaan yang lebih tajam, apakah pernyataan itu menjadi tolok ukur utama seorang gubernur yang memiliki perusahaan tambang yakni dengan tidak ikut serta dalam pengambilan keputusan yang menyangkut perusahaannya.
Menjawab itu, Sherly menegaskan sikapnya.
“Saya selalu bilang ke OPD terkait, tidak perlu ada perlakuan khusus. Jika memang ada yang salah, lakukan sesuai SOP,” katanya.
Ia menekankan bahwa kedekatan personal tidak boleh menjadi celah pelanggaran.
“Saya tidak punya perlakuan khusus, bahkan untuk teman, keluarga. Semuanya sesuai SOP,” lanjutnya.
Sherly juga mengaku tengah membangun sistem pemerintahan yang bersih dan transparan.
“Saya mau melakukan yang benar, saya sedang membentuk sistem ini menjadi benar. Saya tidak bisa melakukan hal yang benar jika saya sendiri tidak benar,” ucapnya (0:49).
Menurut dia, integritas harus dimulai dari lingkaran terdekat.
“Saya harus mulai benar dari diri sendiri, dari circle terdekat: keluarga, teman, perusahaan saya. Baru kemudian OPD dan sistem lain bisa mencontoh,” imbuhnya.
Sherly mengakhiri dengan penegasan bahwa kepercayaan publik tidak dibangun dari retorika.
“Kepercayaan tidak bisa diyakinkan dengan kata-kata, harus dengan tindakan,” katanya.
Pernyataan Gubernur Sherly tersebut menjadi sinyal pemerintahannya ingin menepis keraguan publik terkait potensi konflik kepentingan di sektor tambang sektor yang selama ini menjadi isu panas di Maluku Utara.(*)
