Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, mengungkapkan bahwa pertandingan melawan Malut United berlangsung dengan emosi yang tinggi. Kedua tim saling mencetak gol penyeimbang, menciptakan laga yang penuh tensi hingga akhir.
Tavares menjelaskan bahwa pada babak kedua, timnya menguasai penguasaan bola (ball possession), tetapi tantangan lapangan yang sulit memengaruhi permainan mereka. “Bola terlalu sering mantul, dan tim lawan lebih memahami kondisi lapangan,” ujarnya.
Meski demikian, Tavares mengapresiasi usaha para pemainnya yang berhasil membawa pulang satu poin dari pertandingan tersebut. “Kami menghadapi tim yang bagus. PSM adalah tim termuda di Liga 1. Mereka butuh waktu untuk berkembang, apalagi kami harus memainkan beberapa pemain yang bukan berasal dari posisi asli mereka,” tambahnya.
PSM Makassar sejauh ini telah mengumpulkan 24 poin di Liga 1. Tavares menyatakan bahwa tim harus tetap realistis di tengah ekspektasi tinggi dari para suporter. “Kami menghabiskan banyak waktu dalam perjalanan, baik di pesawat maupun di jalan, sehingga tantangannya cukup besar,” katanya.
Dalam ruang ganti, Tavares selalu mengingatkan para pemainnya bahwa mencetak gol, baik di awal maupun akhir pertandingan, adalah hal penting. Ia pun mengaku senang karena timnya mampu mencetak dua gol melawan Malut United di kandang lawan, yang dikenal memiliki atmosfer sangat besar.
“Kalau tim ingin menjadi juara, mereka harus tampil konsisten di kandang sendiri dan menghindari kehilangan pemain penting. Kami sedang percaya kepada para pemain muda, dan saya puas dengan hasil ini,” pungkasnya.
Seperti diketahui, pertandingan sangat dramatis itu berakhir dengan skor 2-2, dimana tuan rumah Malut United mencetak gol perdana di menit ke-5 melalui Yance Sayuri.
Tetapi, satu menit kemudian di balas pemain PSM melalui Daisuke Sakai.
PSM unggul 2-1 melalui Syahrul, tetapi di penghujung babak pertama, sundulan pemain belakang Malut United, Cassio Fernando Scheid mampu menyamakan kedudukan hingga pertandingan berakhir skor tetap imbang 2-2. (**)

