TOBELO- Pemerintah Halmahera Utara Akhirnya angkat bicara soal kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak tanah (Mitan) di wilayah setempat.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kersa) pemda Halut Rahman Saha ketika dikonfirmasi mengatakan. Pihaknya telah mengantongi sejumlah laporan terkait dengan permainan di pangkalan minyak tanah yang tersebar di wilayah Halmahera Utara.
“Laporan yang kami terima di dominasi oleh penjualan mitan dari pangkalan kepada pengecer atau kios yang tersebar di perkotaan dan desa. Dan pastinya di jual tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sehingga pemilik kios yang menjadi tangan penjual berikut menjual kembali dengan harga yang melonjak tinggi diantara Rp. 8.000,- sampai dengan Rp. 10 ribu per liternya.”jelasnya
Selain itu, sambung Rahman. Kelangkaan tersebut juga disebabkan adanya pengurangan kuota Mitan oleh pihak pertamina pertriwulannya. Dimana sebelumnya perbulan kuotanya mencapai 825 Kilo Liter (KL) sekarang hanya 815 KL saja perbulannya yang di distribusikan ke kurang lebih 900 pangkalan minyak tanah yang tersebar di 198 desa se – Halut.
“Jadi pengurangan kuota BBMT ini sejak awal tahun 2024 sampai di pertengahan tahun 2024,”katanya
Dari penjelasan pihak Pertamina terkait pengurangan kuota BBM Mitan sendiri mencakup pada hari libur. Pemda tentu sangat berharap di sisa triwulan akhir di tahun 2024 kuota Mitan bisa kembali seperti sedia kala sehingga misa menjawab kelangkaan mitan di kalangan masyarakat.
Ia menghimbau kepada masyarakat jika menemukan pangkalan yang menjual BBM Mitan tidak sesuai atau lebih mahal dari HET yang telah dicantumkan sesuai SK bupati dengan harga Rp4.600, maka bis amelapor ke Kesra Halut untuk di tindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku”Untuk harga BBMT di pangkalan sebesar 4.600 rupiah, jika ada yang menjual di atas harga tersebut bisa dilaporkan ke Kesra Halut agar ditindak,”tandasnya. (**)

