TERNATE- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi menyebut, prospek cuaca dan potensi cuaca ekstrem di wilayah Maluku Utara selama sepekan periode 10 Juni hingga 16 Juni 2024 mendatang.
Kepala Stasiun BMKG Stasiun Meteorologi, Sakimin melalui siaran pers, Senin (10/6/2024) mengatakan, saat ini terpantau adanya sirkulasi siklonik di wilayah Samudera Pasifik timur Filipina yang berdampak pada pembentukan daerah pertemuan udara dan belokan angin (shearline) di beberapa wilayah kabupaten/kota di Malut.
Menurut dia, umumnya, kondisi cuaca di Malut selama periode 10 hingga 16 Juni 2024 adalah cerah berawan dengan potensi hujan intensitas ringan hingga lebat secara fluktuatif yang terjadi pada siang/sore,malam dan dini hari.
“Oleh karena itu, kami mengimbau waspada terjadinya dampak turunan dari fenomena hidrometeorotogi tersebut diantaranya banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, dan angin kencang,” ujarnya.
Dia menyebut, kondisi cuaca selama periode 10 16 Juni 2024 secara detil sebagai berikut tanggal 10—11 Juni 2024: Potensi Hujan intensitas sedang lebat di sertai petir diprakirakan terjadi di sebagian besar wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Sebagian besar wilayah Kabupaten Halmahera Utara, Sebagian besar wilayah Kabupaten Halmahera Timur ,Sebagian besar wilayah Kabupaten Halmahera Tengah, Sebagian kecil wilayah Kabupaten Halmahera Selatan (Bacan, Kasiruta, Obi ),Sebagian besar Kabupaten Pulau Taliabu, Sebagian besar wilayah Kabupaten Halmahera Barat, Sebagian Kota Ternate (Ternate Selatan, Batang Dua), sebagian Kota Tidore Kepulauan ( Oba Selatan,Oba Timur,Oba Tengah) dan sekitarnya.
Sedangkan, untuk Kabupaten Halmahera Utara, Sebagian besar wilayah Kabupaten Halmahera Timur, Sebagian besar wilayah Kabupaten Halmahera Barat, Sebagian wilayah Kabupaten Pulau Morotai (Morotai Utara,Morotai Barat), Sebagian wilayah Kabupaten Halmahera Selatan (Bacan Selatan, Bacan Tengah, Gane ), Sebagian Kota Tidore Kepulauan (Oba Timur,Oba Utara), Sebagian Kota Ternate dan sekitarnya.
Untuk itu, kata Sakimin, pihaknya meminta pemda dan masyarakat dihimbau untuk memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan jumlah curah hujan serta mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.
Selain itu, masyarakat dihimbau untuk mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing dan mulai memahami cara mengurangi risiko bencana tersebut misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan, dan menata lingkungan sekitarnya.
Menyikapi hal tersebut diharapkan para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di Wilayah Provinsi Maluku Utara dan selalu mengikuti informasi resmi dari Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate.
Sementara itu, Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate, Ferry Hamdany menyatakan timnya melakukan patroli dengan menyisir wilayah-wilayah rawan bencana guna mewujudkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca buruk di daerah itu.
“Tim selalu siaga, karena beberapa hari ini wilayah Kota Ternate masih diguyur hujan lebat disertai angin kencang, sehingga tim untuk melakukan patroli, untuk memantau kondisi di lapangan,” katanya.
Dia mengatakan hal itu menyusul adanya surat edaran dari BMKG setempat mengenai antisipasi dampak bencana hidrometeorologi yang tengah melanda di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Maluku Utara.
Bahkan, saat ini, tim selalu memantau kondisi lapangan, terutama wilayah yang menjadi rawan bencana, seperti tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang. Berdasarkan hasil pantauan tim tersebut, sejauh ini situasi di daerah setempat masih aman dari bencana. (**)
Discussion about this post