TOBELO- Refleksi 21 Tahun berdirinya Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara di warnai dengan Aksi penolakan kedatangan artis Ibu kota diantaranya Mario G Klau dan komika Mongol Stres yang akan menghibur masyarakat di acara puncak yang terletak di Lapangan Do’Omu Matau kawasan pemerintahan pada malam ini. Jumat (31/05/2024).
Ratusan masa aksi yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) sebelumnya pada pagi tadi melakukan unjuk rasa di Kantor DPRD Halut, Kantor BKAD, dan Kantor Bupati dan Hotel Marahai yang menjadi lokasi menginapnya artis ibu kota tersebut.
Rivaldo Djini yang juga Ketua GMKI melaksanakan aksi unjuk rasa sebagai bentuk keprihatinan atas gaji Honorer tenaga kesehatan, hak-hak pegawai PNS berupa TPP selama 1,5 tahun, gaji honorer Satpol-PP, Cleaning service, dan Siltap Pemerintah desa di 196 Desa, 17 Kecamatan ini yang saat ini belum di bayar oleh pemda. Malah Pemda sendiri mengadakan acara hiburan dengan mengundang artis ibu kota yang tentu memakan anggaran APBD yang cukup besar.
“Apakah mengundang artis dan mengadakan acara hiburan masuk pada kategori prioritas?. Alangkah baiknya anggaran tersebut dipergunakan untuk membayar hutang yang tentu mengutamakan kepentingan umum dan kesejahteraan masyarakat.”tegas Rivaldo
Ia juga meminta agar Pemda bijak dalam mengatur keuangan yang bisa menghasilkan PAD bukan justru membuat agenda yang menguras APBD.
Masa aksi yang kemudian kecewa tidak bertemu Bupati menuju ke lokasi kegiatan Pleno Penetapan Anggota dewan Terpilih periode 2024-2029. Disana masa aksi kemudian mendapatkan tindakan yang diduga intimidasi oleh Bupati Halut Ir. Frans Manery kepada massa aksi di depan hotel Grennland desa Gura kecamatan Tobelo.
Dalam rekaman vidio berdurasi 1:08 detik itu,tampak bupati Halut membawa sebilah parang dengan tujuan membubarkan massa aksi. Bupati kemudian memotong alat sound sistem dari massa aksi tersebut mebggunakan parang yang dibawa Bupati.
Dalam video tersebut, Bupati Frans Manery terlihat mengejar massa aksi menggunakan parang dan beruntung tidak ada korban jiwa atas insiden tersebut.
Sementara itu,Bupati Halut Ir Frans Manery ketika di konfirmasi awak media di kediamannya secara tegas menuturkan bahwa dirinya sempat menegur massa aksi untuk kembali (pulang) hanya saja massa justru bebal dan kembali orasi di agenda pleno KPU tersebut. “Saya so togor p dorang,cuman dorang p ketua GMKI ini dia tambah orasi,jadi saya Lebe Bae ambel parang salawaku di mobil jad dusu p dorang,karena Tako Jangan sampe dong pukul,apalagi tarada pengawalan dari pihak kepolisian” ujarnya
Menurut Frans, Tindakan yang dilakukan olehnya dilaksanakan bukan sebagai kepala daerah karena dirinya berdalih tidak memakai atribut .”Sekali lagi saya katakan,tindakan saya tadi itu bukan atas nama Bupati,tapi atas nama Pance” jelasnya. (**)
Discussion about this post