TOBELO- Semenjak mengambil alih PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) dari Newcrest Mining Ltd. yang dikuasai investor asing, ternyata disebut Jainul Yusup, dosen program studi (Prodi) Ilmu Sejarah Universitas Unkhair bahwa lebih banyak sajian program yang dibuat oleh H. Robert Nitiyudo Wachjo selaku Presiden Direktur (Presdir) sekaligus owner PTNHM untuk masyarakat lingkar tambang telah menyentuh kebutuhan mendasar, bahkan NHM di tangan H. Robert telah nampak membuat warga sangat bersemangat, karena seluruh sektor kehidupan di support perusahan diberi moto ‘menambang dengan hati’ tersebut.
Terobosan PTNHM untuk peduli 4 suku di lingkar tambang dengan suntikan dana pengembangan misalnya, menurut Jainul Yusup, Ketua Prodi Ilmu Sejarah Unkhair, telah menunjukan salah satu bentuk bahwa H. Robert termasuk sosok yang merawat budaya dan kearifan lokal. “Mengenai alokasi tambahan dana oleh PTNHM terhadap 4 suku lingkar tambang yakni suku Pagu, Madole, Boeng dan Towiliko yang masing-masing sebelumnya Rp1 miliar naik menjadi Rp2 miliar pertahun memang suatu langkah yang luar biasa, karena belum pernah dilakukan perusahan lain apalagi pemerintah, hebat,” katanya, Jumat (17/6).
Alokasi dana tambahan untuk 4 suku ini lanjutnya, sudah pasti menambah semangat bagi pengurus suku tersebut untuk merawat dan melestariskan adat yang ada di lingkar tambang NHM. “Saya melihat ada semangat yang luar biasa dari Pak Haji Robert bersama NHM-nya, karena beliau punya kepedulian dan keberpihakan terhadap masyarakat di wilayah area tambang lebih tinggi dan kesannya sangat cinta terhadap masyarakat di sini, apalagi punya kepedulian terhadap suku asli di sini, Pak Haji Robert bisa di nobatkan sebagai “Bapak Peduli Pembangunan,” ujarnya.
Jainul pun mengatakan bahwa dana Rp 2 miliar per suku bukan uang yang sedikit sehingga tak hanya mampu melestarikan adat dan budaya tetapi bisa dibuat pameran atau festival kebudayaan seperti “Festival Kao Teluk”. “Dana begitu besar tentu bisa buat festival untuk promosi budaya. Prinsipnya menampilkan kebudayaan dan kesenian masyarakat adat di wilayah Kao juga dirangkaikan pameran foto, lukisan, ajang promosi budaya dan sejarah, juga seminar atau dialog bertajuk kebudayaan, agar budaya, tradisi dan kesenian mereka tidak tergerus dan hilang, ini sudah ada modal dukungan dari NHM yang luar biasa, tinggal di bicarakan pada level pimpinan adat ke 4 suku tersebut, untuk merawat, nilai-nilai sejarah dan budaya kesenian mereka,” ungkapnya.
Langkah PTNHM peduli suku ini dikatakan Jainul, pasti mendapat dukungan sejumlah pihak termasuk dari Prodi Ilmu Sejarah Unkhair.
“Kami sangat mendukung dan apresiasi yang tinggi kepada Presiden Direktur NHM Bapak Haji Robert, karena sangat peduli dengan masyarakat adat lingkar tambang secara khusus dan masyarakat Halmahera Utara dan Maluku Utara pada umumnya,” tandasnya. (**)
Discussion about this post