TERNATE- Pengamat Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Yetty,SE,ME menyatakan, penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi bisa memberi kontribusi dan dampak sangat positif untuk Negara.
“Akan tetapi, penurunan BBM ini belum pengaruhi konsumsi masyarakat, karena belum menjadi jaminan di akhir tahun 2023 akan terjadi gejolak harga, sehingga bisa dilihat penurunan harga BBM non subsidi bisa berdampak positif kepada Negara” kata Yetty seperti dilansir ANTARA, Rabu (1/1/2023).
Dia menjelaskan, jika melihat turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi akibat turunnya harga minyak mentah dunia sebagai variable pembentuk ekonomi.
Sebab, dengan adanya perbedaan harga BBM subsidi dan non subsidi semakin kecil menyebabkan terjadi perpindahan tingkat konsumsi masyarakat dari pertalite ke pertamax, akibatnya konsumsi BBM non subsidi akan terus alami peningkatan.
“Sehingga, harapan subisidi BBM yang telah dialokasikan Negara dapat dimanfaatkan untuk kebijakan strategis nasional lainnya,” kata Yetty yang dikenal murah senyum tersebut.
Untuk itu, kata Yetty, besar harapan dengan berkurangnya konsumsi BBM bersubsidi tentunya berdampak pada beban Negara semakin kecil untuk mensubsidi BBM tersebut
Seperti diketahui, harga BBM Pertamina di DKI Jakarta per 1 November 2023, yaitu Pertalite Rp10.000 per liter, Pertamax Rp13.400 per liter, Pertamax Turbo Rp15.500 per liter, Dexlite Rp16.950 per liter, Pertamina Dex Rp17.750 per liter, dan Pertamax Green 95 Rp15.000 per liter.
Sedangkan, harga sebelumnya (Oktober 2023) di DKI Jakarta, yakni Pertalite Rp10.000 per liter, Pertamax Rp14.000 per liter, Pertamax Turbo Rp16.600 per liter, Dexlite Rp17.200 per liter, Pertamina Dex Rp17.900 per liter, dan Pertamax Green 95 Rp16.000 per liter.
Seperti diberitakan, PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi per 1 November 2023.
Dengan demikian, harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun. Sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, harga BBM non-subsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian mengikuti harga pasar, namun dapat kami sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat.
Fadjar menuturkan bahwa di tengah fluktuasi harga minyak dunia, Pertamina terus berupaya menjaga kinerja rantai pasoknya, termasuk fleksibilitas dalam memperoleh minyak mentah (crude oil) sehingga harga produk BBM bisa tetap kompetitif.
“Termasuk kami juga lakukan efisiensi, sehingga bisa menghemat biaya produksi, hasilnya BBM Pertamina tetap kompetitif,” ujar Fadjar.
Penyesuaian harga BBM tersebut dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. (**)
Discussion about this post