TERNATE, MPe — Fenomena ribuan ekor ikan terdampar mati di Pantai Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate, Maluku Utara pada Minggu (10/9/2023) langsung direspon cepat oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate dengan menyelidiki penyebab peristiwa tersebut.
Kepala DLH Kota Ternate, Tonny S Pontoh melalui Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Ternate, Syarif Tjan saat ditemui Senin (11/9/2023) menuturkan pihaknya langsung merespon dengan turun ke lokasi usai mendengar informasi dari masyarakat terkait hal itu.
Syarif kemudian memaparkan biasanya ada 3 dugaan terkait fenomena ikan yang mendadak Mati secara masal.
Pertama, menurut sepengetahunnya, biasanya ikan mati diakibatkan peledakan plankton yang membuat produksi/kadar oksigen terlarut di perairan sekitar menipis
“Pertama kami masih menduga – duga ini adalah surplus animo organik di pesisir pantai mengakibatkan terjadi peledakan plankton. Limbah organik bagus untuk makan ikan tapi jika sudah banyak sekali dan melebihi daya dukung perairan makan dia akan menimbulkan peledakan plankton”
“Pada saat plankton banyak, dia (plankton) mengambil oksigen sehingga produksi oksigen terjadi di perairan itu sehingga ikan itu mengalami kesulitan bernafas. Itu praduga pertama ya,” jelasnya.
Praduga kedua sambung Syarif, fenomena tersebut tejadi biasanya akibat perubahan temperatur perairan dari pemanasan global. Sehingga ikan kemungkinan tak mampu beradaptasi.
Kemudian praduga ketiga, yakni masuknya unsur lain ke dalam habitat ikan di perairan sekitar dan praduga inilah yang kini tengah di selidiki oleh DLH Kota Ternate.
“Praduga ketiga yakni masuknya unsur lain kedalam habitat ikan, itu yang sedang kami lagi cari (selidiki),” terangnya.
DLH Kota Ternate ujar Syarif, telah mengambil sampel di 2 titik di perairan Pantai Sasa dan telah dikirim ke Kota Manado, Sulawesi Utara untuk keperluan uji laboratorium.
“Jadi yang kami ambil kemarin itu di dua titik di lokasi sebelah utara dan sebelah selatan dan sudah kita kirim ke Manado mungkin 10 hari kedepan baru hasilnya kita sampaikan ke publik,” jelasnya.
Menurut dia, di sekitar lokasi tersebut memang ada 2 tempat pabrik tahu dan memiliki instalasi pengolahan air limbah namun DLH Kota Ternate bakal mengkroscek secara detil apakah instalasi pengolahan tersebut di olah secara maksimal ataukah belum sekalian dilakukan pendampingan.
“Kita akan cari solusi yang terbaik karena pak Wali Kota (Dr M.Tauhid Soleman) sudah memerintahkan kita untuk merespon secepatnya terhadap kejadian yang dianggap luar biasa ini,” ucapnya.
DLH Kota Ternate ujar Syarif, tak ingin kejadian semacam ini terulang lagi dengan melakukan langkah – langkah upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan hasil dari uji laboratorium nanti jika sudah keluar.
“Himbauan saya kepada masyarakat kalau buang sampah itu pada tempatnya jangan di barangka (kali) karena bisa menjadi limbah organik yang sangat berbahaya,” pintahnya mengakhiri. (**).
Discussion about this post