Besa Macahaya yang dalam bahasa Ternate berarti cahaya hujan adalah komunitas yang bergerak mendorong adanya upaya warga dalam gerakan panen air hujan. Gerakan ini dinamai Sedekah Air Hujan.
Melalui donasi dari berbagai pihak lembaga ini sudah membantu warga di beberapa pulau di Maluku Utara.
Sampai saat ini, Besa Macahaya sudah membangun kurang lebih 47 unit Instalasi Pemanenan Air Hujan (IPAH) baik di Pulau Ternate, Pulau Kayoa, Pulau Moti, Pulau Hiri, Pulau Tifure. Terbaru sasaran gerakan ini adalah membantu masyarakat di pulau Mayau Kecamatan Batang Dua Kota Ternate.
Di Pulau ini melalui lembaga yang diinisiasi Zulkifli SE tersebut, membangun dua unit IPAH di Kelurahan Mayau dan Bido. Pembangunannya ditempatkan di beberapa sarana umum seperti sekolah dan geraja.
“Ini kami namakan sedekah air hujan di pulau kecil dan terluar,”jelas Zulkifli di sela-sela pemasangan IPAH di desa Bido Minggu (27/8/2023) lalu.
Di Pulau Mayau dua instalasi itu dibangun di SD GPM Mayau dan satu unitnya di Gereja Pantekosta Desa Bido. Penempatan fasilitas pemanenan air hujan ini menurut Zulkifli karena pertimbangan menjadi sarana umum dan bisa dimanfaatkan masyarakat banyak. Selain itu untuk desa Bido, dilihat juga kondisi masyarakat saat ini yang kesulitan air karena rusaknya pompa salah satu sumber utama air warga.
“Kita tidak punya tendensi apa pun untuk membangun fasilitas ini. Apa yang dibagun ini adalah meneruskan donasi perorangan maupun lembaga yang membantu masyarakat yang kesulitan memperoleh air untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kali ini kami teruskan donasi Bank Indonesia Ternate untuk masyarakat di Pulau Mayau,” jelasnya.
Besa Macahaya sebagai lembaga yang concern di bidang ini melihat penting membangun sarana ini di wilayah yang sangat membutuhkan air. Fasilitas memanen air hujan ini menjadi sumber air alternative ketika sumber air utama menghadapi masalah.
Pria yang juga berprofesi sebagai ASN itu, merupakan salah satu tokoh penting penggerak panen air hujan yang ada di Maluku Utara. Di kecamatan Batang Dua sebelumnya sudah dibangun 4 unit di Pulau Tifure dan baru saja 2 unit di Pulau Mayau. Artinya di kecamatan ini ada 6 unit IPAH telah terbangun.
Sebenarnya di pulau ini masih banyak kelurahan lain sangat membutuhkan untuk dibangun sarana ini. Hal ini mengingat di dua pulau di Kecamatan Batang Dua selain berada di daerah terluar juga pulau kecil dan menghadapi masalah serius dalam penyediaan air bersih.
“Kita berharap ke depan masih ada lembaga atau perorangan yang berdonasi sehingga semakin banyak dibangun untuk wilayah atau pulau yang menghadapi masalah serius penyediaan air bersih saat ini,” tutupnya.
Tokoh masyarakat Bido Nixon Lete yang juga Sekretaris Kelurahan Bido menyampaikan apreseasinya terhadap gerakan yang dilakukan Zulkifli bersama lembaganya membangun IPAH di kampong Bido.
Dia menyampaikan terimakasih dan penghargaan atas adanya sarana ini. Pembangunan sarana ini katanya hanya menjadi pemantik. Selanjutnya bisa dipikirkan pemerintah kelurahan melalui anggaran yang mereka miliki untuk dibangun sebanyak-banyaknya IPAH demi memudahkan warga memperoleh sumber air alternative melalui hujan yang terbuang percuma saat ini.
“Ini sebuah fasilitas yang menginsipirasi untuk bisa membangun sendiri sarana ini di kampong kita masing masing,” kata Nixon saat simulasi dan sosialiasasi panen air hujan di kantor camat Batang Dua Senin (28/8/2023) lalu. (**)
Discussion about this post