TIM DPL KUBERMAS
Ketua :Dr Abdul Chalid Ahmad, SE. M.Si
Anggota :
Yetty, SE. ME
Abdurrahman Senuk, SE. MSi
Abi Suar, SE. ME
Universitas Khairun Ternate
Perkembangan zaman dan era globalisasi berdampak pada meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sandang, pangan, dan papan yang diiringi pula dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Salah satu sebab runtuhnya ekonomi nasional saat ini adalah tidak berdayanya rakyat dan negara dalam menghadapi hantaman globalisasi.
Hal ini didukung pula kurang konsistennya perhatian negara pada basic perekonomian sebagian besar masyarakat yang bertumpu pada sektor informal. Untuk mengatasi kendala ekonomi tersebut salah satu cara alternatifnya adalah perlunya pemberdayaan rakyat melalui sektor informal.
Kemiskinan dan ketidakberdayaan merupakan kenyataan sosial yang masih menyertai setiap hasil pembangunan. Kemiskinan dan ketidakberdayaan adalah 2 hal yang kait mengait, yang satu dapat mengakibatkan yang lain atau sebaliknya, sehingga cara menanggulanginya juga harus komprehensif dan multidimensional (Heru Nugroho, 2001; 200).
Tidore Kepulauan adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Maluku Utara, Kota ini memiliki luas wilayah yaitu 1.550,37 km². Tidore Selatan adalah salah satu dari 8 kecamatan yang berada di wilayah Kota Tidore yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 14695 jiwa dengan garis kemiskinan setinggi 7% di tahun 2021. Ini menunjukkan bahwa tingkat kehidupan masyarakat belum sejahtera.
Pada tahun 2022 sebesar 5,99% sehingga dapat dilihat adanya penurunan dibandingkan pada tahun sebelumnya, namun pemerintah daerah akan berupaya keras untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrim sehingga pada tahun 2024 mendatang di Kota Tidore akan mencapai target 0%.
Kenyataan di lapangan, khususnya di Kelurahan Toloa Kecamatan Tidore Selatan masih banyak masyarakat yang menganggur. Berdasarkan hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) masih minimnya jumlah usaha kecil menengah di Kelurahan Toloa, dimana hanya terdapat 2 kedai makanan dan 18 warung kecil.
Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya sentuhan kewirusahaan agar mampu meningkatkan jumlah tenaga kerja dan perbaikan ekonomi pada Desa Toloa (BPS (2021).
Berdasarkan uraian diatas dalam menanggulangi kemiskinan, masyarakat harus lebih kreatif, inovatif dan terampil agar dapat memenuhi segala kebutuhannya dengan menciptakan lapangan usaha baru (berwirausaha).
Berwirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengentas kemiskinan dan mengurangi tingkat penganguran. Adapun salah satu contoh wirausaha tersebut yaitu industri kreatif, home industry dan sebagainya. Home industry merupakan salah satu usaha yang dilakukan dirumah, usaha home industry dapat menyerap pengangguran dan memberdayakan masyarakat yang ada disekitarnya.
Salah satu contoh aktivitas pemberdayaan Masyarakat yaitu home industry (industri rumahan) pada sektor informal.
Home industry ada berbagai macam jenisnya yaitu dalam pembuatan makanan seperti kue,roti, sirup dan sebagainya. Adapula home industry yang sudah ada di Kelurahan Toloa adalah pembuatan makanan dalam bentuk usaha kue serta kerajinan pembuatan pisau (peda). Usaha ini sangat membantu masyarakat sekitar dalam segi ekonomi karena sulitnya mencari pekerjaan dengan keterbatasan pendidikan dan usia membuat banyak warga masyarakat sekitar bekerja di Home Industry tersebut
Salah satu Tridharma perguruan tinggi adalah dengan melakukan Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Unkhair sebagai salah satu Perguruaan Tinggi harus melaksanakan pengabdian.
Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan yang dihadapi diatas maka maksud dari pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat adalah bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan memberdayakan usaha rumahan yang dimiliki oleh masyarakat di Kelurahan Toloa yang berbasis pada potensi lokal.
Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini diharapkan dapat membekali masyarakat Kelurahan Toloa khususnya ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai usaha rumahan untuk mampu menangkap peluang dan merealisasikan strategi mereka dalam membantu mengembangkan usaha rumahan yang berbasis potensi lokal sehingga dapat membantu perekonomian keluarga.
Berdasarkan survey Tim PKM yang diketuai oleh Dr. A.Chalid Ahmad pada Tanggal 1 Agustus 2023 di Kelurahan Toloa, Sosialisasi Program Pemberdayaan Masyarakat menjadi langkah awal Tim yang bekerja sama dengan Pihak Pemerintah desa, Ibu-Ibu rumah tangga dan mahasiswa kubermas yang turut berpartisipasi dalam kegiatan PKM ini. Tujuan dari sosialisasi adalah untuk memberikan informasi awal yang komperhensif tentang tujuan dari program Pemberdayaan Usaha Home Industri Masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim PKM dari Universitas Khairun.
Program Pemberdayaan Masyarakat dilakukan pada hari Selasa,15 Agustus 2023 di Kantor Lurah Toloa berlangsung dari pukul 09.00-13.00 WIT yang dibuka oleh Ibu Lurah Toloa Salbia Maradjabessy,SE dan kemudian dilanjutkan dengan materi Optimalisasi Fungsi pemasaran oleh Abdurahman Senuk, SE.,M.Si, dan Pelatihan Optimalisasi Manajemen Keuangan oleh Yetty,SE.ME sehingga ibu-ibu RT mampu melatih tata kelola administrasi yang baik dan tertib. Menurut Ketua Tim PKM Dr. A. Chalid Ahmad Pengelolaan keuangan merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap home industri agar usaha tersebut dapat berjalan lancar. Pemasaran juga menjadi kendala yang dihadapi oleh pemilik home industri tersebut.
Kurangnya jaringan dan kemitraan yang dimiliki oleh pemilik usaha tersebut menjadi salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan usaha yang dimiliknya.
Selanjutnya, menurut Ketua Tim PKM, kota Tidore Kepulauan dan Maluku Utara pada umumnya merupakan bagian penting dari kesejarahan jalur rempah Nusantara bahkan telah mendunia pada masa silam. Cengkeh dan pala adalah dua komoditas rempah yang telah menoreh catatan kesejarahan itu. Kedua komoditas ini masih melimpah ketersediaannya di daerah ini, namun sebagian besar masih diperdagangan dalam bentuk bahan baku. Tentu saja hal ini kurang menguntungkan, karena sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga dan tingkat permintaan pasar.
Dampaknya kurang signifikan pada peningkatan nilai tambah ekonomi bagi petani cengkeh dan pala. Untuk itu, selain pemanfaatan potensi dan ketersediaan komoditas ini, aspek kesejarahannya juga harus bisa ditransformasi dalam wujud kemajuan ekonomi masyarakat melalui penciptaan produk-produk derivatif berbahan baku rempah. Salah satunya seperti penciptaan produk sirup buah pala , stik pala dan jenis kuliner lain yang berbahan baku buah pala.
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat ini ditutup dengan pelatihan pembuatan sirup pala dan stik pala oleh Julfita pada akhirnya masyarakat mampu mengelola sumber daya berbahan local (buah Pala) untuk meningkatkan pendapatan dari Ibu-Ibu rumah tangga.
Akhir dari kegiatan PKM ini diharapkan usaha home industry pada sektor informal walaupun kegiatan usahanya tergolong kecil dan tidak terorganisasi dengan baik, sektor ini jelas memiliki peranan yang cukup besar dalam perekonomian suatu daerah. Kegiatan usaha di sektor informal tidak hanya membantu masyarakat mendapat pekerjaan, namun juga membantu mereka untuk mendapatkan dan meningkatkan penghasilan sehingga kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi. (**)
Discussion about this post