“Pengaruh Simulasi Metode Start Triage Terhadap Kesiapsiagaan Perawat Puskesmas Rawan Bencana di Kota Ternate Dalam Menolong Korban”
Indonesia secara geografis terletak berada di kawasan Ring of Fire atau ‘Cincin Api’ Pasifik. Pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.
Oleh sebab itu, Indonesia termasuk negara rawan dilanda bencana seperti gempa bumi, letusan gunung berapi hingga tsunami.
The United Nation Office for Disaster Risk Reduction (2009) memberikan pengertian bencana (disaster) adalah gangguan serius terhadap fungsi dari masyarakat yang berakibat hilangnya atau kerugian kepada manusia, barang, ekonomi atau lingkungan yang berdampak buruk terhadap kemampuan masyarakat atau komunitas sampai tidak mampu mengatasinya walaupun menggunakan sumber daya mereka.
Sedangkan Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007, memberi pengertian bencana adalah kejadian yang membahayakan dan menggangu kehidupan dan mata pencaharian masyarakat yang disebabkan oleh alam, non alam dan buatan manusia sehingga mengakibatkan kematian manusia, rusaknya sumber daya alam dan hilangnya harta benda dan akibat psikologis lainnya.
Menurut BPBD Kota Ternate wilayah Kota Ternate merupakan daerah yang memiliki rawan bencana alam, seperti gempa bumi bencana banjir rob, banjir lahar dingin Gunung Api Gamalama serta tanah longsor.
Bencana memberibakan dampak langsung kepada masyarakat berupa korban jiwa, cedera dan harta benda, munculnya masalah kesehatan, gangguan mental, gangguan aktivitas, dan kerugian ekonomi serta kerugian lainnya.
Penanganan korban bencana memerluka waktu yang sangat singkat yaitu paling lambat 60 detik, oleh karena itu penolong (peraat atau tenaga medis lainnya) berlomba dengan waktu. Tidak semua korban langsung di tangani mengenai triage lapangan, harusnya seorang first responder (yang pertama kali menangani bencana) menguasai triage.
Pentingnya triage untuk memilih siapa yang harus ditangani lebih awal dan siapa yang terakhir. Tidak semua perawat memahami konsep Triase terutama truase bencana. Oleh karena itu Tim Peneliti selaku Dosen Jurusan Keperawatan atas nama Aminudin Muhammad.,S.Kep.,M.Kes selaku Ketua Tim Peneliti dan Syafrudin L Ahmad selaku Anggota Peneliti bersama mahasiswa melakukan penelitian dengan Judul “Pengaruh Simulasi Metode Start (Simple Tirage And Rapid Treatment) Triage Terhadap Kesiapsiagaan Perawat Puskesmas Rawan Bencana Di Kota Ternate Dalam Menolong Korban”.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10-11 Juli 2023 di Puskesmas Kalumpang selama 2 hari. Responden penelitian di bagi 2 kelompok yaitu kelompok control dan kelompok perlakukan. Hari pertama dilakukan pemberian materi dan diukur tingkat kesiapsiagaan, kemudian pada hari kedua setelah dilakukan simulasi dilakukan pengukuran tingkat kesiapsiagaan kepada responden yang dilakukan perlakukan.
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa – Nusa Tenggara, Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa.
Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986). Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made hazards) yang menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi (biological hazards), bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation) Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat.
Kota Ternate, sangat rawan bencana terutama ancaman Gunungapi Gamalama. Jarak pemukiman warga ke kawah gunung sekitar tiga kilometer. Ancaman lain banjir lahar dingin, longsor dan tsunami.
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, korban jiwa, kerusakan ekosistem, dan hilangnya tempat tinggal. Perlu kita ketahui juga bencana alam juga mempunyai dampak positif bagi kehidupan.
Penelitian sebagai salah satu kegiatan wajib dosen sebagai wujud pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. (**)
Discussion about this post