SOFIFI – Salah satu indikator derajat kesehatan suatu negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Di Indonesia sendiri, rasio AKI masih tergolong tinggi. Berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 jumlah AKI di Indonesia masih di kisaran 305 per 100.000 kelahiran hidup. Belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2024.
Salah satu penyebab AKI tinggi yaitu masih banyaknya jumlah kehamilan risiko tinggi, termasuk Kehamilan Tidak Diinginka (KTD) dan kehamilan 4 Terlalu (Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu dekat dan Terlalu banyak). Masalah ini dapat diatasi melalui program Keluarga Berencana (KB) berbasis hak dan orientasi kesehatan reproduksi dengan layanan bermutu yang aman, berkelanjutan, kesertaan sukarela, tidak diskriminatif, dan informed choice.
Dalam pelayanan KB tersebut dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan memiliki kompetensi standar untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tenaga kesehatan berperan sebagai SDM yang mengelola program dan memberikan pelayanan KB. Namun, hampir setengah dari jumlah tenaga kesehatan di Indonesia belum memiliki kompetensi standar dalam memberikan pelayanan KB (BKKBN, 2019).
Program pelatihan pelayanan KB yang ditujukan bagi tenaga kesehatan, terutama dokter umum dan bidan merupakan salah satu cara strategis memperbaiki kualitas pelayanan KB. Sehubungan dengan itu, Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara melaksanakan Program Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan Fasyankes Angkatan I yang dilakukan secara daring dan luring pada 11 sampai dengan 25 Juli 2023 di mana pelatihan secara daring dilaksanakan pada 11 sampai dengan 18 Juli 2023, sementara pelatihan secara luring dilaksanakan pada 19 sampai dengan 25 Juli 2023 di Ruang Ternate Hotel Sahid Bela Kota Ternate.
Pembukaan kegiatan Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan Fasyankes Angkatan I pada tanggal 11 Juli 2023 secara daring dengan sasaran peserta pelatihan 15 orang dari 5 kabupaten/kota yaitu Tidore Kepulauan, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Utara dan Halmahera Tengah. Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Deputi Lalitbang BKKBN Prof. drh. M. Rizal M Damanik, MRep.Sc, PhD.
Dalam sambutan pembukaan tersebut, M. Rizal M Damanik mengatakan, “Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (BANGGA KENCANA) menekankan pada penguatan akses dan kualitas pelayanan KB melalui tenaga medis yaitu melakukan pembinaan, promosi, penggerakan masyarakat serta peningkatan kepesertaan ber KB”.
Pihaknya berharap adanya Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi, maka kualitas pelayanan dan kemampuan para bidan di Maluku Utara meningkat sehingga mengurangi resiko atau tingkat kegagalan dalam penggunaan alat kontrasepsi.
Sementara itu, Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Nuryamin, S.TP, M.M menyebutkan Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi untuk mempersiapkan bidan agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan perilaku sebagaimana yang menjadi tujuan pelatihan berbasis kompetensi sehingga mampu berkontribusi penuh pada pelayanan KB di masyarakat.
“Sasaran Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi di Provinsi Maluku Utara ini adalah para bidan sebagai tenaga kesehatan yang menjalankan pelayanan KB secara langsung pada masyarakat di fasilitas kesehatan, untuk mempersiapkan peserta agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan perilaku sebagaimana yang menjadi tujuan pelatihan berbasis kompetensi ini sehingga mampu berkontribusi penuh pada pelayanan KB di masyarakat”, ujar Nuryamin.
Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi ini di fasilitatori oleh tenaga ahli medis yang sudah profesional dan menguasai substansi pelayanan KB yang di antaranya adalah Ketua Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) Hj. Taira Noh, S.ST., M.M., Ketu Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Maluku Utara Hj. Rosdiana Turuy, S.Pd. STR. Keb. M.Kes. Bdn, Dinas Kesehatan Masni ABD Latif, Amd.Keb, SKM, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dr. M. Irwan Sulaiman, Sp.OG.
Kegiatan secara luring dimulai pada tanggal 19 Juli 2023 dengan registrasi awal dan dilanjutkan kilas balik tentang materi-materi serta simulasi pemasangan alat kontrasespi oleh fasilitator.
Peserta dibagi beberapa kelompok untuk melakukan praktik kering pemasangan alat kontrasespi dan akan melakukan praktik basah pemasangan alat kontrasepsi langsung di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate didampingi oleh fasilitator. (**)
Discussion about this post