TERNATE- Mahasiswa Pasca Sarjana semester 2 Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate menggelar seminar kuliah menghadirkan narasumber berkompeten dengan mengambil tema tantangan SDM era digital di daerah kepulauan yang berlangsung di aula Rektorat pada Sabtu (17/6/2023).
Dalam kesempatan itu, mereka hadirkan pemateri diantaranya Sekkot Ternate DR Jusuf Sunya, Anggota DPRD Kota Ternate, DR Nurlaela Syarif dan Dekan Fisipol UMMU Ternate, DR Aji Deni dan dipandu moderator Santhi Yallo.
Sekkot Ternate, DR Jusuf Sunya dalam pemaparannya menyatakan, persoalan SDM sangat penting dalam menyambut era digitalisasi dan menjadi tagline diciptakan dalam lingkungan kerja, apalagi mahasiswa pasca sarjana ini dalam menjalankan rutinitas sepatutnya mentransformasikan kecakapan digital mulai dari diri sendiri, sehingga membantu tugas-tugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Oleh karena itu, ini menjadi harapan dan komitmen bersama dalam upaya percepatan akselarasi pembangunan, untuk Kota Ternate dengan tiga daerah terluar seperti Moti, Hiri dan Batang Dua harus dibenahi, karena beberapa dekade alami keterlambatan.
“Sehingga, dengan alokasi anggaran lebih maksimal mendorong, karena kemampuan anggaran terbatas dan ini pekerjaan rumah bersama, karena tidak hanya dibebankan kepada pemerintah daerah, karena membangun moda transportasi dan mendorong perhubungan yang lebih baik butuh kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan,” kata Jusuf Sunya yang juga jebolan Doktor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar tersebut.
Hal senada disampaikan Anggota DPRD Kota Ternate, DR Nurlela Syarif menyatakan, Kota Ternate sebagai daerah kepulauan, tentunya keinginan membawa paradigma dan kultur bagi masyarakat.
Sebab, ruang digitalisasi saat ini harus disiapkan terutama dalam komitmen kepemimpinan mulai dari legislatif, eksekutif hingga yudikatif dalam bersama-sama membangun infrastruktur melalui kualitas pembangunan berkelanjutan.
Untuk itu, dalam membangun tiga daerah terluar di Kota Ternate harusnya Wali Kota membentuk tim khusus percepatan pembangunan tiga daerah itu, sebab, meskipun dokumen RPJMD sudah ada, tetapi, Pemkot Ternate harus melibatkan pihak eksternal mulai dari akademisi, pemerhati, sehingga instrumen penting ini harus digeliatkan.
Politisi Partai Nasdem ini mencontohkan, potensi perikanan di Pulau Batang Dua misalnya, harus membangun SDM yang diperkuat dan kesiapan fasilitas berupa industri sehingga bisa memberi kesejahteran kepada masyarakat.
Begitu pula, di daerah Moti harus dijadikan sebagai kawasan penghasil kebutuhan sayur mayur potensial untuk masyarakat serta Pulau Hiri sebagai kawasan destinasi wisata unggulan di daerah ini harus dikembangkan.
Sedangkan, Dosen Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Pasca Sarjana UMMU Ternate, DR Herman Oesman, M.Si melalui pemaparan yang disampaikan melalui perwakilan mahasiswa, Fathur Rahman menyatakan, dalam sejarah perkembangan peradaban, ada dua faktor determinan yang memengaruhi gerak laju suatu bangsa diantaranya 1) Faktor yang terwariskan (inherited factors) berupa : geografi, geologi (sumber daya alam, mineral), genealogi (genetik), dan laku alam (pandemi, banjir, kekeringan), 2) Faktor modal manusia (human capital) berupa dorongan mengembangkan potensi diri dan meraih prestasi, etika kerja, karakter yang kuat, penguasaan Iptek, kemampuan bekerjasama, melakukan tindakan bernilai.
Sehingga, dalam konteks kuliah seminar ini, sengaja tema SDM menjadi titik tekan, karena saat ini kita tengah berada dalam suatu era yang mengandalkan kemampuan teknologi dengan jejaring digital, yang tentu saja, pada sisi lain telah dan akan mendisrupsi peran dan fungsi kemanusiaan kita.
Disrupsi sisi eksistensi kemanusiaan kita, tentu menjadi antitesa dan menghadapkan manusia dan mesin, realitas ini lalu meleburkan nilai-nilai penting kemanusiaan. Yang dikhawatirkan, sisi etis kemanusiaan akan tereduksi dan lenyap.
Untuk itu, SDM di era digital harus tetap eksis dengan akar yang kokoh pada jangkar nilai-nilai moral. Di sinilah, era digital perlu menautkan antara *hard skill* dan *soft skill*, terutama bagi anak-anak, terlebih bagi masyarakat kepulauan, agar era ini tidak menjadi momok menakutkan, tetapi justru meningkatkan kinerja yang lebih baik.
Hal ini sejalan dengan apa yang dibicarakan dalam proses perkuliahan S2 UMMU Semester II selama ini. Karena itu, Kuliah Seminar ini digelar untuk memperoleh pengembangan _insight_ (wawasan) bagi mahasiswa S2 khususnya, dan mahasiswa umumnya dari para stakeholder yang memiliki otoritas dan kapasitas keilmuan.
Dia mengungkapkan, Kuliah Seminar merupakan pemodelan kuliah dengan melibatkan pihak ketiga untuk membentuk lingkaran dialektika dan khusus mahasiswa S2 UMMU Semester 2, pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Dirinya menambahkan, Kuliah Seminar tahun ini untuk yang kedua kalinya digelar, setelah sebelumnya pernah dilaksanakan tahun 2019 dan pemodelan kuliah seminar untuk mahasiswa S2 UMMU Semester 2. (**)
Discussion about this post