TERNATE, MPe — Indah kabar dari pada rupa
kata ini patut disematkan ke Pasar Higienis Kota Ternate. Bagaimana tidak, pasar yang berada di Kelurahan Gamalama, Ternate Tengah itu nyatanya terlihat semakin semrawut dari waktu ke waktu seperti pemukiman kumuh.
Hal tersebut diakui Ketua Komisi II DPRD Kota Ternate Mubin A. Wahid saat melakukan kunjungan kerja (kunker) mengecek kondisi ke Pasar Higienis Kota Ternate, Rabu (15/3/2023). Bersama anggota Komisi.
Mubin A. Wahid kepada awak media mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate melalui dinas -dinas terkait belum bekerja secara maksimal mengelola wajah pasar higienis. Pasalnya tampak depan dan bagian belakang pasar terlihat semrawut dan kotor.
Padahal Komisi II, ungkap Mubin, sejak dari awal pernah meminta dinas terkait untuk menata pasar ini secara baik sesuai fungsi dan peruntukannya agar terlihat rapi.
“Pasar yang begitu bagus dibangun dengan peruntukan yang begitu baik, ternyata jauh dari expektasi kita semua,” kata Mubin.
Bahkan dia mengibaratkan kondisi pasar higienis saat ini seperti Ibarat Penyakit Kanker yang sudah memasuki Stadium 4.
“Pasar ini kalau ibarat kanker itu sudah stadion 4 jadi bukan lagi diterapi biasa tapi kemoterapi. Jadi harus menjadi perhatian serius dari Pemkot Ternate,” cetus Mubin.
Selaku Ketua Komisi II dirinya pun menyarankan ke Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman menata pasar sesuai dengan fungsinya agar pedagang/konsumen dalam aktivitas jual belinya merasa nyaman.
Diantaranya, meminta Wali Kota agar menata akses jalan keluar masuk dan memperbaiki saluran air got yang tersumbat di dalam areal pasar.
Dan para pedagang yang berjualan di lapak – lapak dilakukan penataan sehingga terlihat rapi dengan mengingatkan pedagang untuk tertib.
“Infrastruktur pasar yang sudah tidak layak lagi itu mesti segera diambil langkah untuk diperbaiki sehingga pedagang menempati tempat yang ada itu juga nyaman,” kata Mubin.

Dia beralasan hal itu segera dilakukan agar penagihan retribusi parkir dari Pemkot terhadap pengunjung maupun sewa lapak dari pedagang agar seimbang dengan pelayanan yang diterima.
“Salah satu filosofi retribusi itu pemerintah menyiapkan fasilitas yang baik kemudian menagih retribusinya dalam bentuk sewa, kontrak dan lain sebagainya. Tapi kalau fasilitasnya model itu apa yang kita harapkan?,” ujarnya.
Mubin juga meminta kepada Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman untuk bersikap tegas dalam menempatkan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Ternate dan Disperindag Kota Ternate sesuai tupoksinya dalam mengurus pasar higienis.
“Jadi kalau misalnya dishub yang bukan tupoksi mengatur pasar kemudian pasar kalau dia yang kelola maka akan menjadi kacau. Jadi saya minta ada ketegasan dari Wali Kota untuk mampu menegaskan siapa tupoksi sebenarnya untuk mengelola pasar ini termasuk penjual buah yang berjejeran,” tegasnya.
Pasar buah yang berjejeran di depan Pasar Higienis menurutnya di bagian belakangnya juga harus ditertibkan karena dijadikan tempat parkir dan tempat bongkar muat penjual buah yang menganggu kenyamanan warga.
“Kami harapkan adalah bagaimana wali kota untuk menegaskan betul mana yang menjadi kewenangan dinas perhubungan dan dinas perdangangan sehingga benar-benar mereka mengetahui tupoksi dan mereka melaksanakan dengan sebaik-baiknya agar pasar ini tertata baik”
“Sehingga apa yang menjadi harapan wali kota yaitu Ternate Andalan insya Allah bisa tercapai dan saya yakin dan percaya jika mereka melakukan upaya upaya penertiban masyarakat akan kembali sadar terutama para pedagang,” tandasnya. (**)
Discussion about this post