TERNATE- Wakil Gubernur Maluku Utara Al Yasin Ali menyatakan, komitmen dan kolaborasi merupakan modal utama dalam penanganan angka stunting di provinsi itu.
“Semua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) harus terus berkomitmen dan berkolaborasi sesuai keinginan untuk melakukan berbagai upaya dengan fokus pada lima pilar strategi nasional percepatan penanganan stunting, untuk Malut sendiri prevelensi stunting dari 26,04 persen di targetkan turun menjadi 14 persen sebelum tahun 2024 ,” katanya saat membuka rapat koordinasi TPPS Kabupaten/Kota se-Malut di Red Corner Kota Ternate, Kamis (23/2/2023).
Menurutnya, era pemerintah daerah dan desa tentu menjadi ujung tombak dari penanganan stunting. Terlebih lagi untuk pemerintah kabupaten/kota, desa dan kelurahan yang ditutup sangat strategis karena menjadi pihak yang lebih dekat dan bersentuh langsung dengan masyarakat di tingkat akar rumput menjadi aksi nyata melalui kolaborasi dengan pemangku kepentingan guna penanganan stunting.
Ssaat ini ada tujuh Kabupaten/Kota, yakni Kota Ternate, Kota Tidore, Kab Pulau Taliabu, Kab Halbar, dan Kabupaten Halut, Halsel, Haltim, yang secara perlahan-lahan menurunkan angka stunting di masing-masing daerah, kelima daerah ini tentunya telah bekerja dengan keras untuk mencapainya.
Terlebih untuk pemerintah kabupaten/kota, desa dan kelurahan yang perannya sangat strategis karena menjadi pihak yang lebih dekat dan bersentuh langsung dengan masyarakat di level akar rumput menjadi aksi nyata melalui kolaborasi dengan pemangku kepentingan guna menekan penurunan stunting.
Kab Pulau Taliabu, Kabupaten Halbar, dan Kabupaten Halut, Halsel, Haltim, yang secara perlahan-lahan tangani angka stunting di masing-masing daerah, kelima daerah ini tentunya telah bekerja dengan keras untuk mencapainya.
Oleh karena itu, peringatan sangat mengapresiasi dan berharap diseluruh wilayah kabupaten/kota dapat melakukan hal yang sama agar tujuan kita untuk menurunkan angka hingga 14 persen bisa tercapai pada tahun 2024 nanti.
Sementara itu Kepala BKKBN RI, Dr.Hasto Wardoyo,Sp.OG. yang juga ketua pelaksana percepatan penanganan stunting nasional.
Dalam pemaparannya ia mengatakan bahwa sesuai dengan arahan Presiden Jokowi terkait percepatan penanganan stunting yakni kualiatas keluarga dan kualitas SDM itu menjadi kunci bagi negara kita untuk persaingan, bersaing dengan negara-negara lain, sehingga sinergi antara periklanan dan lembaga,pemda, nakes, TNI/Polri, dan swasta merupakan sesuatu yang sangat penting sekali.
Dia menyatakan, keluarga harus mengubah pola pikir dalam mengasuh dan memberi asup gizi bagi balita, tidak perlu mahal karena banyak sumber pangan di lingkungan, asupan satu telur satu hari cukup untuk memenuhi protein hewani anak-anak di fase 1000 hari pertama kehidupan. Apa lagi yang diberikan ikan lele, misalnya. Jadi hal inilah yang menjadi dasar perlunya perubahan pola pikir sebuah keluarga.
Tren dan target penurunan angka stunting di Indonesia tahun 2020-2024, laju penurunan stunting per tahun menuju pada angka 14 persen, di tahun 2024=3,4 persen. Penurunan angka stunting 5 tahun lalu di angka 37 persen sudah turun menjadi 27,6 persen di tahun 2019, target di tahun 2024 nanti itu14 persen dan telah didesain konsolidasi anggaran dan programnya. (**)
Discussion about this post