TERNATE, MPe – Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) Rahwan K. Suamba nyaris diamuk Ibu-Ibu tenaga kesehatan (nakes) RSUD Chasan Boesoirie Ternate yang sedang melakukan aksi pemboikotan ruang IGD. Minggu (22/1) .
Emosi memuncak bermula saat sejumlah nakes yang sudah 2 hari menduduki pintu utama IGD ini ditemui Jubir sekira pukul 17.00 WIT.
Kedatangan Jubir ini tak lain adalah membawa pesan Gubernur Malut KH. Abdul Ghani Kasuba untuk disampaikan ke para nakes soal kepastian pembayaran tambahan penghasilan pegawai (TPP) nakes yang sudah 15 bulan belum terbayarkan.
“Pesannya adalah Gubernur telah siap men Tak Over pembayaran TPP Nakes. Dengan mekanisme, untuk pembayaran pertama adalah sebanyak 3 bulan. Dari 3 bulan itu 2 bulan untuk bayar utang ditambah 1 bulan (berjalan) Januari 2023 ini yang akan dibayarkan pada bulan Februari. Sama seperti kami yang akan dibayarkan pada Februari. Itu jawaban yang terkait dengan pelaksanaan pembayaran TPP,” kata Jubir.
Lanjut dia, sementara sisa dari TPP yang dianggap utang itu sudah dibicarakan dengan keuangan dan disepakati masuk dalam APBD Perubahan.
“Karena penetapan anggaran, seperti yang teman-teman semua ketahui telah ditetapkan, tapi dengan begitu pentingnya untuk menyelesaikan hak-hak kalian yang sudah lama disuarakan maka yang untuk sisanya akan ditampung dalam APBD Perubahan,” tambahnya.
Sementara untuk pembayaran TPP selanjutnya di tahun 2023, kata Jubir, sama akan disesuaikan dengan mekanisme yang ada di Pemprov Malut.
“Oleh karen itu mudah – mudahan karena kemarin jawabannya agak panjang sehingga sulit berkesimpulan untuk menyakinkan teman-teman (nakes) balik ke rumah, maka jawaban singkatnya untuk tuntutan teman-teman adalah itu,” jelasnya.
Lanjut dia, untuk waktu kepastian pembayaran akan dilakukan pada bulan Februari 2023 melalui Dinas Kesehatan Pemprov Malut.
Suasana saat itu masih diam, namun di jawaban kedua dari Jubir terkait tuntutan persoalan di Manajemen RSUD Chasan Boesoirie, suasana pertemuan di depan IGD itu mulai tegang.
“Untuk tuntutan yang kedua soal perombakan manajemen, itu juga juga telah kami bahas maka saya sampaikan itu menjadi kewenangan instansi terkait dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan (Malut) dengan BPKAD Pemprov, dan kami sudah mendapatkan jawaban saat ini dalam prosedur penyusunan,” ucapnya.
“Saya hanya menjawab itu dan permintaan yang kami terakhir kami meminta dengan hormat, salamnya dari pak Gubernur untuk kalau bisa tinggalkan tempat ini (IGD) dan.. ”
Sontak jawaban kedua ini terputus, karena para nakes berteriak histeris melontarkan melontarkan kata-kata emosi sambil menunjuk-nunjuk ke Jubir Pemprov dan Plt. Direktur Utama (Dirut) RSUD Chasan Boesoirie, Alwia Assagaf.
Hearing sore tadi pun tidak dapat berlanjut karena terlibat aksi saling dorong antara para nakes dan petugas kepolisian yang mengamankan jalannya hearing.
“Keluar dari sini, keluar!,” teriak nakes sambil menunjuk-nunjuk Jubir.
Plt. Dirut RSUD Chasan Boesoirie dan Karo Pimpinan Administrasi Pimpinan Setprov Malut itu pun dengan cepatnya mengamankan diri. Hingga berita ini dipublish nakes masih stand by menduduki depan ruang IGD menunggu kedatangan Gubernur.(**)
Discussion about this post