WEDA- Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyatakan optimismenya perputaran transaksi perdagangan di masyarakat Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) (Maluku Utara) akan terus mengalami peningkatan secara signifikan.
“Kami optimis, kehadiran Plaza Weda di Halteng menjadi pusat transaksi terletak di sektor riil, seperti pusat perbelanjaan, pasar rakyat, dan pasar modern dan perputaran transaksi tercatat Rp372 miliar,” kata WamendagJerry Sambuaga melalui siaran pers, Senin (26/12).
Dia mengatakan, perputaran transaksi perdagangan di masyarakat Kabupaten Halmahera Tengah tercatat Rp372 miliar. Pusat transaksi terletak di sektor riil, seperti pusat perbelanjaan, pasar rakyat, dan pasar modern.
Wamendag Jerry dalam peresmian Plaza Weda di Halmahera Tengah, Kamis (22/12) pekan lalu mengharapkan masyarakat dapat bertransaksi dengan mudah, efisien, dan praktis. Menggerakkan roda perdagangan tentunya akan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Saya optimistis, pusat perbelanjaan Plaza Weda memiliki prospek yang sangat bagus dan cerah dalam aktivitas perdagangan di Halmahera Tengah,” kata Jerry.
Wamendag Jerry juga mendorong masyarakat untuk tetap berbelanja dan memilih produk dalam negeri. Dengan adanya pusat perbelanjaan baru diharapkan dapat menggairahkan perekonomian, karena masyarakat Halteng tidak perlu ke Ternate atau jauh-jauh ke Surabaya, bahkan Jakarta untuk mencukupi kebutuhan.
Ia menambahkan, ekonomi Indonesia tumbuh signifikan, yaitu 5,72 persen. Di antara negara-negara G20, Indonesia menempati posisi ketiga pertumbuhan ekonomi terbesar. Ini merupakan kerja keras seluruh elemen masyarakat. Tidak hanya kerja keras dari pusat, tetapi juga dari daerah, termasuk Kabupaten Halmahera Tengah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan Indonesia Januari–November 2022 mencatatkan surplus dengan angka yang sangat signifikan, yaitu USD50,89 miliar. Angka tersebut merupakan capaian tertinggi sejak Republik Indonesia berdiri.
“Selama 31 bulan berturut turut, neraca perdagangan mencatatkan surplus atau tidak mengalami defisit. Surplus tersebut sekaligus mematahkan tudingan yang menyatakan Indonesia bergantung impor dan impor lebih besar dari pada ekspor. Kondisi ini diharapkan menumbuhkan optimisme dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi global,” ujarnya.
Jerry juga kembali memantau harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok (bapok). Tercatat di Pasar Fagogoru Weda harga bapok fluktuatif, namun ketersediaannya mencukupi.
Dalam pantauan kali ini, terdapat harga komoditas yang naik, seperti telur. Sebagian harga komoditas stabil, bahkan menurun. Adapun ketersediannya mencukupi, tidak ada yang kurang,” ujarnya. (**)
Discussion about this post