TERNATE, MPe – Ratusan tenaga kesehatan di RSUD Chasan Boesoerie Ternate kembali melakukan aksi menuntut TPP yang belum terbayarkan selama 15 bulan. Selasa (20/12).
Pantauan publikmalutnews di lokasi, massa melakukan aksi dimulai sekira pukul 10.00 WIT di depan areal parkir rumah sakit.
Bersama LPP Tipikor Malut dan sejumlah mahasiswa, sekira pukul 11.50 WIT massa kemudian bergeser di areal depan kantor Plt. Direktur Utama (Dirut) RSUD Chasan Boesoerie dr. Alwia Assagaf.
Sempat terjadi desak-desakan di areal itu, sekira pukul 12.00 WIT massa aksi akhirnya bertemu dengan Dirut tersebut di depan halaman utama rumah sakit.
Kepungan massa terlihat mengelilingi Plt. Dirut yang baru menjabat kurang lebih 2 bulan itu yang dikawal ketat aparat kepolisian.
Kepada masa aksi Plt. Dirut menyampaikan sudah mempelajari apa yang diinginkan oleh para tenaga kesehatan namun untuk saat ini belum bisa terbayarkan.
“Pembayaran TPP 1 bulannya adalah Rp.2,2 miliar, kurang lebih, bervariasi setiap bulan. Kalau teman-teman menuntut hari ini dibayar, maka saya sampaikan kalau saat ini anggaran kita hampir tidak ada. Seperti itulah kondisinya,” ujar Dirut disambut riu para perawat dan dokter yang terlihat sudah sangat kecewa.
Alwia mengaku, jika hutang RSUD itu jika dipaksakan maka kemungkinan pihaknya bakal melakukan pinjaman namun hal ini masih diusahakan.
“Cara lainnya apa? Cara lainnya adalah dengan take over dari Pemda. Hampir 1 bulan saya berkomunikasi dengan Gubernur, Sekda dan pihak yang terkait termasuk juga BPKP untuk mencari solusi melunasi hal ini,” katanya.
Ia meminta nakes untuk tetap bersabar. Namun permintaan tersebut rupanya dimentahkan oleh massa aksi karena tidak ada kepastian kapan dibayarkan.
“Satu hal yang bisa saya sampaikan adalah saya jamin bahwa itu harus bayar tapi kalau tanya kapan memang saya tidak bisa jawab.Kalau cuman 35 juta atau 50 juta saya bisa ayar tetapi ini adalah Rp 2,2 miliar satu bulan, ” sambung Alwia.
Ucapan Dirut ini rupanya disambut oleh para Nakes untuk memintanya segera mengundurkan diri jika tidak bisa menjadi pimpinan.
“Kalau tidak mampu lebih baik mundur saja,” sahut massa aksi.
Sekira pukul 12.40 WIT massa aksi yang dipimipin oleh LPP Tipikor Zainal Ilyas lalu bergerak melakukan aksi di kediaman Gubernur Malut. (**)
Discussion about this post