WEDA,MPe – Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2022 Persatuan Guru Rebuplik Indonesia (PGRI ) kabupaten Halmahera tengah mengadakan syukuran yang di hadiri langsung oleh bupati Halteng Edi Langkara selaku pembina PGRI Halteng.
Acara dilaksanakan di aula Hi Salahuddin Bin Talabuddin sekaligus pemberian plakat dari ketua PGRI kepada bupati serta pemotongan tumpeng oleh bupati Halteng Edi Langkara di dampinggi oleh sekda Yanto M Asri, ketua PGRI Halteng Rusli B.M. Dji Husin, M.Pd dan kadis pendidikan dan Kebudayaan Ridwan Salidin.
Bupati Halteng, Edi Langkara pada sambutannya mengatakan, pada momentum hari guru kali ini saya mengambil tema yang sangat sederhana saja, saya kutip dari orang – orang bijak , saya tidak tau persis sumber orang bijak tersebut.
Beliau mengatakan jika kamu mau hidup esok hari bersegeralah menanami lahan diperkarangan rumahmu berupa rempah – rumpah, sayur – sayuran serta buah – buahan dan lain – lainnya,” ungkap Elang Sapaan bupati.
Lanjutnya, bila kamu hidup selamanya maka tanamlah pendidikan, dimana mengoptimalkan dan perduli dunia pendidikan.
Dari kisah ini saya terinspiratif dan berpesan kepada guru – guru pentingnya berdikari dalam dunia pendidikan,”ucapnya.
Dimensi – dimensi pendidikan menjadi instrumen utama membangun manusia, dimana ruang dan tempat berbakti orang selalu berbicara guru pertama kita adalah orang tua kita itu sendiri.
Bicara pendidikan, bicara soal guru terutama orang tua kita perempuan dimana ibu kita mengajarkan kita untuk berkata serta hilergi mengenal bagian dari tubuh tubuh kita begitu penting mengenal dunia pendidikan sejak dini dari kedua orang tua kita.
“Saya dan saudara – saudara berada di tempat ini karena kita berpendidikan itu berarti kita mengabaikan orang yang tidak punya pendidikan atau tidak cukup setingkat kita yang berada di ruangan ini sekarang,” ujarnya.
Karena kondisi sosial dan budaya kita membuat ada keluarga kita ,atau beberapa orang atau komunitas yang tidak punya kemampuan untuk mencapai pendidikan lebih tinggi sehingga profesi ini dilihat konserpatif, tradisional dengan pekerjaan orang tua kita sebagai petani.
Pendidikan kita menuntut kita harus bangkit untuk satu perubahan dari waktu ke waktu.
Dalam momentum syukuran tahun ini, dimana guru sebagai pusat informasi dan tidak punya profesi sebagai juru penerangan tapi guru menjadi sumber ibarat di dunia ini seperti lilin yang bisa menerangkan kegelapan.
Dengan demikian guru punya tugas prefektif dalam tugas yang formal, ada guru dalam konotasi bahwa guru adalah keluarga tapi ada guru sebagai profesi seperti saudara – saudara dalam dimensi sosial luas.
Tidak sekedar mengolah, mengurus keluarga tapi mengurus banyak anak serta menjadi suri teladan kepada masyarakat luas karena predikat guru itu terlalu mahal karena itu konsekwensi sosial dimana kalau kita tidak prekfek atau tidak sempurna didalam menata eksitensi kita di tengah–tengah masyarakat.
Baik di ruang kelas, sesama rekan guru dan masyarakat luas, jika kita salah saja maka seketika itu tidak punya penghormatan dan kehormatan ditengah – tengah masyarakat itu soal buruk dari itu kita ambil contoh.
Dalam momentum ini kita jadikan untuk membangun eksitensi, membangun keteguhan untuk melihat masa depan Halteng sesuai apa yang menjadi keputusan kita bersama.
PGRI tidak diam terhadap pelaku sosial serta megelola dan mengakses keadaan sosial di sekitar kita dengan hadirnya industri besar dimana Indonesia telah menetapkan Halteng teluk Weda sebagai kawasan strategi nasional, sebagai konsekwensi hadirnya industri besar dimana kebijakan akan bertumpuk di wilayah Halteng.
Semakin banyak kebijakan yang dikelola pemerintah pusat akan bersamaan akan melahirkan juga efek – efek sosial yang lain.
Perubahan – parubahan sosial dari waktu ke waktu dan berubah cepat dari masyarakat tradisional kepada masyarakat industrial, masyarakat industrial seperti apa masyarakat yang hampir tidak tau siapa tetangga dia serta siapa saudara dia.
Nilai nilai sosial makin berkurang begitu juga dengan kekerabatan sosial makin punah akibat dari tuntutan orang yang materialisme orang – orang yang hidup mengandalkan modal, mengabaikan aspek – aspek sosial yang lain.
Nilai – nilai akan menjadi lemah begitu juga persaudaraan akan menjadi lemah karena tuntutan kompotisi ekonomi yang terjadi pada suatu masa di kabupaten halteng.
Ketua PGRI Halteng, Rusli B.M. Dji Husin, M.Pd mengatakan, kami PGRI Halteng mengucapkan terima kasih kepada bupati Halteng Edi Langkara dan wakil bupati Abd Rahim Odeyani yang telah mendukung sehingga acara ini terselenggara.
“Kami PGRI Halteng beruntung karena allah memberikan kita kedua orang yang tidak saja menjadi panutan bagi kita melainkan panutan bagi seluruh masyarat negeri fagogoru,”ungkapnya.
Kedua orang tua kita adalah hadiah pada zaman ini, mereka berdua adalah bupati Edi langkara dan wakil bupati Abd Rahim Odeyani (ELANG – RAHIM).
Kami pgri menganggap diri kami sebagai Murid-murid dari kedua orang hebat ini, kami banyak belajar dari bapak ,belajar bagaimana untuk menjadi tidak takut, bagaimana menjadi seorang pemberani, kita belajar bagaimana menyatakan bahwa kita memanifestasikan semangat , bahwa allah satu – satunya yang menyertai dalam perjalanan kami,”tambahnya.
Tetap konsisten dalama segala hal adalah yang kami pelajari dari bapak, kami berdoa insya allah pada tahun ini dan tahun yang akan datang lebih dari ribuan elang-rahim akan lahir dan bangkit dan pada tahun yang sama pula akan bangkit lebih banyak lagi Hi Salahuddin Hi salahuddin sebagai pahlawan di negeri fagogoru ini dan akan merubah wajah negeri ini kembali sehingga membawa kejayaan dan kedamain di bumi fagogoru.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa kita tidak boleh berputus asa, tidak ada kelelahan dalam beragama, ketika kita beriman, maka kita bisa yakin bahwa hanya Allah yang maha pelindung dan pemberi petunjuk,”katanya.
Bahkan PGRI melihat bapak berdua membawa banyak perubahan dan pekerjaan umum di negeri ini, ketika menghadiri ,atau menegosiasi atau memperjuangkan kepentingan kemajuan daerah ini begitu banyak, salah satu adaah memperjuangkan tenaga honor untuk merubah status sosialnya menjadi lebih baik.
Bagaimana kegembiraan orang tua terhadap anak yang lolos begitu pula seorang anak yang gembira karna bapak nya atau ibunya bisa membeli permen, kue bahkan sampai menyekolahkan dikarnakan gaji yang didapatkan dari hasil perjuangan bapak bupati dan wakil bupati,”harapnya.
Begitu pula bapak telah menyediakan anggaran beasiswa pendidikan bagi putra dan putri fagogoru , pendidikan sarjana S1 sebanyak 1.608 orang pendidikan s2 sebanyak 139 orang dan pendidikan s3 sebanyak 6 orang ini bagian dari meningkatkan kualitas sdm dan mungkin masih banyak lagi kebijakan yang BAPAK ambil khususnya dalam dunia pendidikan yang lebih baik.
Bahwa peradaban dan infrastruktur adalah milik bersama,dan seluruh bagian negeri ini pak bupati dan wakil bupati mengisi dengan pembangunan yang merata bapak telah membangun jalan di setiap kecamatan maupun di dalam kota , sehingga akses menuju sekolah mudah di jangkau, semua masyarakat menikmati segala fasilitas yang bapak sediakan, bapak juga peduli terhadap orang miskin,dan lemah,tidak hanya DI daerah ini tetapi juga di daerah lain,manapun yang bisa bapak jangkau.
Bapak telah menjadi secerca harapan bagi siapapun di negeri ini,yang ingin menjadi lebih baik.
Bapak ‘menempatkan negeri ini dengan nilai-nilai fagogoru yang bapak pegang di atas segalanya, karna waktu yang bapak telah korbankan untuk negeri ini sehingga tak ada waktu untuk keluarga dan anak – anak ,bahkan sampai pak bupati dan wakil bupati tidak cuti atau berlibur.
Bapak bupati dan wakil bupati yang terhormat semoga allah memberikan bapak bedua kekuatan.
Semoga Allah menganugrahkan bapak bupati dan wakil bupati kemenangan di era-era selanjutnya, semoga allah melanggengkan solidaritas dan kebersamaan kita semua.
Bapak bupati dan wakil bupati kebijakan yang begitu besar terhadap dunia pendidikan dengan mengangkat tenaga honorer memberika gaji yang memuaskan begitu pula memberikan bantuan fisik maupun non fisik di semua satuan pendidikan dari jenjang TK, SD, SMP bahkan SMA.
Begitu pula penegerian PAUD sebanyak 36 lembaga sehingga tahun ini guru – guru paud diangkat tanpa tes dan penyediaan anggaran pendidikan s1,52,dan s3
Dari semua kebijakan yang pak bupati dan pak wakil bupati perbuat kami guru melalui PGRI meminta maaf kepada pak bupati dan wakil bupati mungkin kami belum berbuat yang terbaik sesuai dengan keiginan bapak berdua tetapi ini menjadi pembelajaran bagi kami untuk terus berbuat yang terbaik.
“Asalkan bupati dan wakil bupati harus bersama kami pada masa – masa yang akan datang. Terima kasih sudah menjadi guru serta orang tua kita serta suri tela di an pada kemajuan pendidikan kita di negeri fagogoru,” tutupnya. (ril)
Discussion about this post