TERNATE, MPe – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Maluku Utara (Malut), sukses menggelar Seminar Nasional serta penandatanganan MoU pencegahan Terorisme dan Radikalisme berbasis kearifan lokal.
Kegiatan ini berlangsung di aula Jati Hotel Ternate pabu (30/11/ 2022). Penandatangan MOU itu dilakukan FKPT Malut dengan 3 Perguruan tinggi di Ternate, diantaranya Universitas Khairun Ternate (Unkhair), Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) dan Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate.
Kegiatan yang juga melibatkan Pelajar SMA/SMU, Mahasiswa serta organisasi profesi dan komunitas dalam seminar nasional ini guna untuk memahami pencegahan radikalisme dan terorisme.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Malut yang diwakili Assiten lll Bidang Administrasi Umum Setda Provinsi Malut Asrul Gailea serta Ketua FKPT Malut Hasbi Pora
Hasbi Pora dalam sambutannya mengatakan, sejak dilantiknya sebagai pengurus FKPT Malut hingga November ini terhitung sudah 11 bulan, namun telah banyak tugas yang berikan BNPT Pusat dapat terselesaikan oleh pihaknya.
“Maluku Utara ini baru 11 bulan, tapi kami sudah banyak tugas-tugas BNPT di Maluku utara, kami pada prinsipnya bahwa melaksanakan misi ini adalah tugas yang mulia, misi yang suci, sehingga kami dengan segala kemampuan yang ada pada kami lakukan, sesuai dengan amanat yang kami emban, ”ujar Hasbi Pora.
Oleh karena itu, Hasbi berharap bahwa seminar yang melibatkan Mahasiswa, Pelajar SMA/SMU serta organisasi profesi ini dapat dipahami dan dimengerti bagaimana pencegahan radikalisme dan terorisme yang peran pentingnya berada pada pemuda untuk memberikan hal positif dilingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan.
“Kali ini yang melibatkan tiga universitas, kita berharap kelompok pemuda, pelajar dan mahasiswa ini termasuk usia- usia yang rentan, kalau menurut undang-undang kepemudaan usia 16-40 itu masih kategori yang produktif, cukup dinamis, punya semangat tinggi, punya idealisme tinggi”
“sehingga perlu di bekali dan dibina dengan hal-hal yang positif, kalau kelompok dengan usia-usia yang cukup dinamis kalau banyak pahaman yang keliru, memang kita di Maluku indeks radikalisme secara nasional masih rendah, bukan berarti kita lengah kita tapi kita tetap waspada, untuk bekerja maksimal, mudah-mudahan daerah kita aman dan tertib, tidak terjadi hal-hal yang negatif, seperti bom bali,” ujar Hasbi.
Sementara itu, mewakili sambutan Gubernur Malut, Asrul Gailea mengapresiasi serta memberikan penghargaan atas terselenggaranya kegiatan seminar dan penandatanganan MoU yang menghadirkan 325 peserta tesebut.
Asrul menjelaskan sesuai dengan amanah UU No. 5 Tahun 2018, tentang pemberantasan dan pencegahan terorisme di Indonesia menyebutkan bahwa terorisme suatu perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman, yang menimbulkan teror atau rasa takut yang luas yang dapat menimbulkan korban secara masal, kerusakan, kehancuran, terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional lainnya, dengan motif ideologi politik atau gangguan keamanan,
“Tentunya dengan tema pemberantasan terorisme dan radikalisme di provinsi Maluku Utara, dan apresiasi juga kami berikan pada pengurus FKPT Maluku utara, mampu menghadirkan peserta kurang lebih 325 orang dan satu kebanggaan kita karena mampu karena merekrut pelajar dan mahasiswa. Apresiasi kami sampaikan karena mampu mendatangkan tiga Rektor kita, sekaligus dilakukan MoU, bersama dengan para rektor dan FKPT Maluku Utara,” kata Asrul.
“Sesuai dengan amanah undang-undang nomor 5 Tahun 2018, tentang pemberantasan dan pencegahan terorisme di Indonesia, itu bahwa terorisme suatu perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman, yang menimbulkan teror atau rasa takut yang luas yang dapat menimbulkan korban secara masal, kerusakan, kehancuran, terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional lainnya, dengan motif ideologi politik atau gangguan keamanan, ”ujar Asrul Gailea lagi dalam sambutannya.
Lebih lanjut Asrul menjelaskan, bahwa ada pertanyaan besar, mengapa terorisme dan radikalisme masih terus tumbuh dan sulit di basmi, tentunya berbagai pendapat yang sempat dirampung salah satunya karena faktor pemahaman yang salah sehingga perlu di luruskan, Kata Asrul, itu menjadi tugas kita bersama, baik dari sisi pendekatan agama, sosial, pendidikan, budaya, yang dikaitkan dengan kearifan lokal.
“Dari berbagai pendapat yang sempat dirampung salah satunya karena faktor pemahaman yang salah sehingga perlu di luruskan. Terorisme atau paham radikalisme, itu sangat menganggu stabilitas keamanan, harus di basmi, karena memang keutuhan negara, NKRI, karena memang NKRI harga mati yang tidak tawar lagi,” tegas Asrul.
Kegiatan tersebut di hadiri Gubernur Malut yang diwakili Assiten lll Bidang Administrasi Umum Setda Provinsi Maluku Utara Asrul Gailea, Perwakilan BNPT Pusat, Kolonel (Czi) Rahmat Suhendro, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat, Rektor Unkhair Ternate M Ridha Azam, Rektor IAN Raziman Ismail, Wakil Rektor lll UMMU Ternate Abubakar M Nur.
Seminar yang dilakukan oleh FKPT Maluku Utara itu melibatkan 325 orang perserta itu terdiri dari Pelajar, Mahasiswa serta Organisasi Profesi dan Komunitas Jurnalis.
Sementara pemateri dalam seminar tersebut menghadirkan pemateri dari Rektor Unkhair, M Ridha Azam, Rektor IAIN Raziman Ismail, Wakil Rektor lll UMMU Ternate Abubakar M Nur, serta Perwakilan BNPT Pusat, Kolonel (Cji) Rahmat Suhendro.
Kegiatan itu diakhiri dengan perlombaan pembuatan konten positif tentang pesan kedamaian yang dibuat oleh peserta. (**)
Discussion about this post