SANANA,MPe- Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara mengggelar Diskusi Panel dan Manajemen Audit Kasus Stunting tahap II di Istana Daerah (ISDA) Kabupaten Kepulauan Sula tanggal 17 November Kemarin.
Sesuai dengan namanya, Kabupaten Kepulauan Sula merupakan Daerah Kepulauan yang hampir 60 % dari luas wilayahnya adalah lautan. tak ayal akses menuju Kabupaten ini juga menggunakan transportasi utama yaitu Kapal Laut.
Dengan kondisi laut yang anomali dan cuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini, tak menyurutkan tekat TIM BKKBN Provinsi Maluku Utara untuk menunjukan komitmennya dalam percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten yang memiliki Moto Dad Hia Ted Sua ini.
Nyatanya di tengah curah hujan yang deras dan angin yang kencang ta jua membuat tim BKKBN patah semangat dan terus melanjutkan perjalanannya ke Sanana yang merupakan Ibukota Kabupaten Kepulauan Sula.
Diskusi yang dibuka langsung Wakil Bupati Kepulauan Sula, Bapak Ir. H. M. Saleh Marasabessy, MSI mengatakan Percepatan Penurunan Stunting merupakan Tujuan Utama sehingga perlu komitmen dan intervensi lintas Sektor yang kuat untuk menghadapi masalah stunting ini.
“Dalam upaya menurunkan Angka Stunting di Kepulauan Sula adalah dengan melakukan penguatan Deteksi dini dan intervensi Spesifik serta Insentif yang tepat bagi kelompok sasaran beresiko Stunting melalui Audit kasus stunting baik pada calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui/Nifas dan Baduta/Balita. Tutur Saleh.
Hadir sebagai peserta diskusi adalah Tim Pendamping Keluarga, para Kader, Penyuluh KB,Tim Penggerak PKK dan Bidan sebagai peserta aktif.
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Renta Rego dalam sambutannya menegaskan bahwa perlu diperhatikan lima Pilar percepatan penurunan stunting untuk menentukan Rencana dan Strategi Aksi Di Kabupaten Kepulauan Sula.
“Melalui diskusi ini diharapkan mampu merumuskan dan memberikan rekomendasi yang tepat bagi Pemerintah Daerah, Lintas sektor dan instansi terkait yang tergabung dalam wadah tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten untuk dapat segera melakukan intervensi secara konvergensi”. lanjutnya.
Renta menambahkan bahwa Berdasarkan Hasil Study Status Gizi Indonesia (SSGI), menunjukan Kabupaten Kepulauan Sula memiliki Angka Prevelensi Stunting yaitu sebesar 27,7 %, walaupun menjadi kabupaten 3 terendah yang ikut menyumbangkan angka stunting di Maluku Utara namun komitmen terhadap percepatan penurunan Stunting perlu dikawal secara bersama agar target 14 % di tahun 2024 dapat tercapai.
Dengan menggandeng Nara sumber para pakar dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDI) dr. Desmansyah, .S.PA, dr.willy ogi, sp.og dari Perkumpulan Obserteri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Olif Suaina Umabaihi, SKM, M.Kes dari Persatuan Ahli Gisi Indonesia (PERSAGI), Hairani Yainahu M.Psi Psikolog dari Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI), dan Ketua AKS Kab Kepualaun Sula Ibu Marini Nurali.S.km., M.si diharapkan dapat melahirkan rekomendasi yang tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat cara dan menjadi referensi dalam penanganan Kasus stunting di tanah Sula.
Hadir pula pada kesempatan itu, Ketua DPRD Kab. Kepulauan Sula, Sekda Kab. Kepulauan Sula, TNI, POLRI Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Persit, Ketua Bhayangkara, Bapeda, Disperkim, Kepala OPD se- Kepulauan Sula Dan Forkompinda Kabupaten Kepulauan Sula, Camat dan kepala Desa, TPK, PLKB, TA TPPS Wilayah Kerja Kepualaun Sula dan Tim BKKBN Maluku Utara.
Diskusi ini juga dirangkaikan dengan Kegiatan Penandatangan MOU antara BKKBN dengan Sekolah Agama Islam Babussalam Sula dan Pengukuhan 91 Bapak Asuh Anak Stunting Kepulauan Sula.
Di sela-sela obrolan bersama tamu undangan usai Kegiatan, Renta Rego menyampaikan bahwa komitmen BKKBN terhadap stunting akan tetap dilaksanakan walaupun kedatangannya di Kabupaten Sula tidak berlangsung dengan lancar akibat hujan deras yang mengguyur Ternate dan dengan kondisi laut yang tidak bersahabat. (**)
Discussion about this post