MABA,MPe- memiliki ketersediaan potensi tambang yang terbesar dan tersebar dibeberapa daerah yaitu Nikel, magnesit, Kromit, Talk, Batu Gamping dan Minyak bumi menjadikan Kabupaten Halmahera Timur menjadi kota yang terkenal dengan kota tambang.
Kabupaten ini merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Maluku Utara dengan ibukota Kabupaten berada di Kecamatan Kota Maba dengan luas wilayah sebesar 6.538,10 KM2,
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara Proyeksi Penduduk Kabupaten Halmahera Timur pada Tahun 2020 adalah sebesar 97.420 Jiwa dan pada tahun 2021 sebesar 92.954 Jiwa, dengan Indeks Keparahan Kemiskinan pada tahun 2020 sebesar 35% dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 68%.
Peningkatan kemiskinan menjadi salah satu penyebab masalah anak stunting,walalupun sebenarnya tidak semua orang miskin anaknya Stunting, namun sebagian besar Stunting diakibatkan oleh Kemiskinan.
Pada tanggal 3 November 2022, Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara menggelar Diskusi panel dan manajemen Audit Kasus Stunting di kabupaten yang terkenal dengan Kelapa dan cengkeh ini
Diskusi dibuka langsung oleh Wakil Bupati Halmahera Timur Anjas Taher yang dalam sambutannya mengatakan bahwa Diskusi Audit Kasus Stunting perlu dikawal pelaksanaannya
“Sehingga rekomendasi-rekomendasi yang dilahirkan dan disepakati pada Diskusi ini dapat digunakan pada saat melakukan Audit Kasus Stunting,” terang Anjar.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Renta Rego yang mempertegas bahwa perlu keberlanjutan yang terarah dalam penyelesaian kasus-kasus stunting yang ada di kabupaten Halmahera Timur, diskusi ini harus dijadikan pijakan awal untuk menentukan bagimana proses Audit dilakukan.
”Saya berharap diskusi Audit KAsus Stunting tahap II ini merupakan keberlanjutan atas apa yang telah disepakati pada Diskusi tahap I, sehingga ada kesinambungan yang lebih terarah dan terukur pada saat pelaksaan Audit Kasus Stunting di lapangan.” ujar Renta Rego.
Renta melanjutkan bahwa Kabupaten Halmahera Timur merupakan Kabupaten yang memiliki Angka Prevelensi Stunting yaitu sebesar 32,7% dan merupakan penyumbang angka stunting yang cukup tinggi setelah kabupaten Pulau Taliabu dan Kabupaten Halmahera Selatan, sehingga perlu intervensi khusus dari semua pihak yang terlibat untuk memanfaatkan dan mengerahkan segala sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan percepatan penurunan stunting secara konvergen”
Diskusi ini menghadirkan Narasumber dari :
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDI) dr. m. Farid Husein, S.PA
2. Perkumpulan Obserteri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dr. Samuel, S.POG
3. Persatuan Ahli Gisi Indonesia (PERSAGI) Dr Aspar Abdul Gani, SKM, M.Kes
4. Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) Mu’mina Kurniawati S.J Kahar M.Psi Psikolog
5. Ketua AKS Kab Halmahera Timur,. Kepala Dinas P2AKB yang diwakili oleh Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Ibu Majidah Fabanyo, S.Ag
Kabupaten yang memiliki Motto “Limabot Fayfiye” yang berarti ajakan dengan mengutamakan kebersamaan yang harmonis dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas di dalam kehidupan bermasyarakat diharapkan mampu mengajak seluruh lintas sektor untum melakukan konvergensi dalam rangka percepatan penurunan dan cegah stunting.
Mengangkat 3 kasus Stunting yang telah diintervensi yaitu .Calon Pengantin, Ibu Hamil/Pasca Salin dan Balita. Kasus Stunting di desa Wailukum dengan Rekomendasi Konseling Pengasuhan dan Cara pemberian Makanan yang benar kepada ibu dan Balita, Pemantauan Aksesibilitas dan toleransi dan penguatan sistem pantauan kondisi berkelanjutan oleh Puskesmas dan pendampingan oleh TPK setempat.
Diskusi yang dilaksanakan secara panel ini menghasilkan Hasil Kajian dan rekomendasi, salah satunya adalah terkait masalah tidak adanya jamban Sehat dan Sanitasi lingkungan yang kurang, sehingga direkomendasikan untuk pembuatan jamban Keluarga/fasilitas MCK umum, asupan gizi dan program bersih-bersih lingkungan.
Hadir pula pada kesempatan itu, OPD se-Kab. Halmahera Timur, Ketua Tim Penggerak PKK, Bapeda, Disperkim, TNI (Danramil dan Babinsa) Halmahera Timur, Camat, kepala Desa, Penyuluh KB, Tim Pendamping Keluarga serta TA TPPS Wilayah Halmahera Timur dan Tim BKKBN Maluku Utara. (**)
Discussion about this post