TERNATE,PM- Direktur BLUD Rumah Sakit Umum Chasan Boesoirie (CB) dr Samsul Bahri kepada Wartawan PublikmalutNew mengakui, bahwa dari tahun ke tahun permasalahan selalu ada keterlambatan pembayaran jasa dan TPP.
Hal ini disebabkan karena operasional Rumah Sakit lebih besar dari pendapatan ,sehingga diajukan usulan tambahan pendapatan melalui APBD perubahan.
Menurut Samsul, pendapatan Rumah Sakit Umum Chasan Biesoirie setiap bulan berkisar Rp8 sampai Rp9 miliar, sedangkan biaya operasional setiap bulan mencapai 9 sampai 10 miliar.
“Sehingga pertimbangkan bagaimana cara agar operasional dapat tetap berjalan, maka salah satu pilihan yang harus di tunda hanya pembayaran Jasa dan TPP , karena itu merupakan penghasilan tambahan dari jasa pelayanan.
Sedangkan penghasilan utama adalah gaji setiap bulan . Jadi masalah jasa dan TPP tetap akan di bayar, hanya saja tidak bisa tepat waktu,” kata Samsul.
Menyinggung tentang pajak penghasilan yang tidak dilaporkan , kata Samsul, masalah pajak penghasilan setiap bulan di bayar jasa non tunai sesuai dengan golongan, penghasilan bagi golongan IV di potong 15 persen dan golongan III 5 persen melalui bank, dan bukti setoran telah diserahkan ke Kejaksaan.
Sebab, Rumah Sakit Umum Daerah adalah institusi pungutan pajak, kenapa saya katakan hal itu , kalau tidak dibayarkan pasti sudah ada temuan , karena setap 6 bulan ada pemeriksaan dari Inspektorat dan tidak pernah ada temuan, bahkan muncul dalam pemberitaan media online , bahwa ada orang pajak yang beritahukan PPH pasal 21 tidak dilaporkan.
Mengenai masalah pemotongan TPP , pertanyaan Samsul, apakah ada tanda tangan penerimaan uang tidak sesuai dengan jumlah yang di terima , tapi yang ada sekarang ini, pembayaran TPP di sesuaikan dengan pendapatan Rimah Sakit berdasarkan Pergub 9.3 tahun 2020.
Dia juga uraikan tentang tambahan penghasilan sejak tahun 2014 – 2020 besarnya TPP hanya 10 juta, ketika DPRD usulkan agar dapat menyusaikan dengan Rumah Sakit Umum Sofifi , dimana besar TPP bagi dokter spesilis sebesar Rp. 20 juta, maka diusulkan pada dewan pengawas untuk presentasi dan akhirnya di naikan menjadi 20 juta bagi dr.spesialis pada tahun 2021,” ungkapnya. (**)