TERNATE- Pengamat Ekonomi dari Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Nurdin Muhammad, SE, MSi meminta agar pemerintah harus mengatur skema akibat dampak dari rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama masyarakat menengah ke bawah.
“Memang, untuk subsidi masih diperlukan masyarakat, karena ada sebagian masyarakat menengah ke bawah membutuhkan subsidi BBM seperti nelayan dan petani,” kata Nurdin Muhammad, menanggapi rencana pemerintah menaikkan harga BBM di Ternate, Senin (29/8).
Menurut dia, secara umum, untuk alokasi BBM subsidi dinikmati masyarakat menengah ke atas, harusnya ada mekanisme atau skema agar akses BBM subsidi bisa mereka langsung menikmati,
Dirinya mencontohkan, untuk penggunaan aplikasi mypertamina misalnya dapat mengetahui kebutuhan BBM dapat dinikmati masyarakat, karena kebutuhan BBM subsidi sangat dibutuhkan, terutama para nelayan dan petani, harusnya adanya model pengalihan akibat gejolak kenaikan harga, karena akan merasakan dampaknya yakni sector transportasi dan sector ekonomi lainnya.
Selain itu, kata Nurdin, untuk subsidi BBM saat dicabut, seharusnya pemerintah melakukan mitigasi yang bisa menahan laju akibat dampak kenaikan BBM terutama masyarakat rentan.
Sehingga subsidi di sektor pendidikan masih banyak kelompok pendidikan akan merasakan imbas dari kenaikan harga BBM.
“Sedangkan, untuk sektor pertanian akan memukul daya beli masyarakat, terutama para petani dalam beberapa tahun terakhir terpukul rendah dan dalam kondisi seperti ini, maka daya beli masyarakat bisa terpengaruh, sehingga pemerintah harus menyiapkan bantuan social kepada masyarakat seperti petani dan nelayan bisa mendukung daya beli dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,” kata Nurdin Muhammad yang juga Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi Unkhair Ternate tersebut.
Dia menjelaskan, pemerintah seharusnya melakukan skema dan evaluasi terhadap rencana kenaikan harga BBM, terutama dalam penanganan kesehatan, karena akan pengaruhi inflasi secara global dan masyarakat harus mendapatkan perlindungan kesehatan yang memadai melalui biaya BPJS
Seperti diketahui saat ini, harga BBM Pertalite Rp 7.650 per liter, sementara Pertamax Rp 12.500 per liter, harga Pertamax Turbo (RON 98) naik dari semula Rp 16.200 per liter menjadi Rp 17.900, sedangkan Dexlite naik dari semula Rp 15.000 per liter menjadi Rp 17.800 per liter. Kemudian, Pertamina Dex naik dari Rp 16.500 per liter menjadi Rp 18.900 per liter.
Sementara itu, secara terpisah, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Papua-Maluku, Maluku Utara (Malut) mencatat, hingga per tanggal 12 Agustus 2022, sebanyak 5.345 kendaraan yang telah menggunakan system mypertamina untuk penggunaan BBM kendaraan bersubsidi.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Papua-Maluku, Edi Mangun menyatakan, sesuai jumlah kendaraan yang sudah terdata di wilayah Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara berjumlah lebih dari 9.000 Kendaraan, diantaranya di Provinsi Maluku dan Malut memegang jumlah kendaraan terbanyak dengan jumlah 5.345 Kendaraan, kemudian di susul oleh Provinsi Papua dan Papua Barat.
Dia menyatakan, wilayah Pertamina Patra Niaga Papua-Maluku telah terdaftar sebanyak lebih dari 9.000 unit kendaraan dimana 5.000 diantaranya berada di wilayah Maluku,” ujar Edi.
Untuk diketahui, sesuai Kepmen ESDM No. 37.K/HK.02/MEM.M/2022 Pertalite ditetapkan sebagai BBM Penugasan oleh Pemerintah. Informasi lebih lanjut mengenai mekanisme penyaluran subsidi tepat sasaran menggunakan sistem MyPertamina, masyarakat dapat menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135 serta sosial media resmi @ptpertaminapatraniaga dan @mypertamina.
Dirinya menyebut, peningkatan pengguna system mypertamina karena tingginya antusiasme masyarakat dalam pendaftaran Program Subsidi Tepat di beberapa kota wilayah Indonesia Timur sejak pertengahan Juli 2022, membuat Pertamina terus melakukan sosialisasi dan edukasi pendaftaran subsidi tepat. Hal ini menambah rasa optimisme Pertamina dalam pendataan Program Subsidi Tepat melalui website dan aplikasi MyPertamina.
Untuk wilayah Indonesia Timur sendiri, saat ini telah lebih dari 9.000 unit kendaraan yang sudah terdaftar. (**)
Discussion about this post