TERNATE- Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Ternate, mengapresiasi kemitraan antara Pemkot dan Kesultanan Ternate dengan memasukkan lurah dan camat dalam perangkat adat Kesultanan Ternate.
“Tentunya, para lurah dan camat yang masuk dalam perangkat adat Kesultanan Ternate membuktikan kalau kemitraan antara pemerintah dan Kesultanan akan selalu bersinergi dalam membangun program-program untuk kepentingan publik dan menghormati nilai-nilai kearifan lokal,” kata Kadis Kebudayaan Kota Ternate, Syarif Sabatun saat menghadiri pelantikan lurah dalam perangkat adat Kesultanan Ternate di Kantor Kecamatan Kota Ternate Utara, Senin (15/8).
Dalam perangkat Kesultanan Ternate, jabatan Lurah dalam wilayah Kota Ternate Utara menjadi di kesultanan sebagai Mahimo Gam dan Camat sebagai Sangaji Gam Madihutu
Pengukuhan lurah dan camat masuk sebagai perangkat adat dalam Kesultanan Ternate dihadiri Kimalaha Labuha Kesultanan Ternate, Mas’ud merupakan bukti kemitraan antara Pemkot Ternate dan kesultanan dalam membangun masyarakat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal.
“Kota Ternate merupakan daerah Kesultanan dan ini harus dikembangkan program dalam membangun sinergitas antara kesultanan dan Pemkot Ternate, sehingga saya mengapresiasi inisiatif Camat Ternate Utara dan Lurah dalam membangun sinergitas bersama Kesultanan Ternate,” ujarnya.
Sehingga, inisiatif dari sejumlah camat tentunya masuk dalam program Wali Kota Ternate dalam pengembangan adat istiadat dan Dinas Kebudayaan akan terus mengembangkan program ini di berbagai kecamatan seperti Ternate Barat, Pulau Ternate dan berbagai kecamatan lainnya, karena Ternate merupakan daerah adat Kesultanan Ternate.
Camat Kota Ternate, Marus Ishak menyatakan, pengukuhan 14 Lurah dalam wilayah Kota Ternate Utara menjadi di kesultanan sebagai Mahimo Gam merupakan bentuk sinergitas antara Pemkot Ternate dan Kesultanan Ternate.
Selain itu, pada pengukuhan ini merupakan bagian dari berbagai rangkaian kegiatan yang dihelat panitia HUT Kemerdekaan RI ke-77 yang diketuai Lurah Sangaji To Kahar.
Sementara itu, Kesultanan Ternate mengapresiasi Pemkot Ternate masuk dalam perangkat adat, sehingga, berbagai program Ternate sebagai kota religius dengan menggelar Malut berdzikir dan shalawat di seluruh masjid secara serentak, sehingga bisa membawa generasi generasi mendatang memiliki keyakinan akan agama makin baik bisa terealisasi.
Sultan Ternate ke-49, Hidayatullah Sjah menyatakan, program ini bisa membawa generasi muda berakhlak dan memiliki keimanan yang kuat, agar terhindar dari prilaku, pola pikir dan tindakan yang tidak baik di tengah modernisasi dan kecanggihan alat komunikasi.
Menurut dia, dalam sebulan terakhir ditemukan anak-anak mulai gunakan lem aibon dan program Ternate sebagai kota religius tentunya sangat berdampak pada akhlak generasi muda di Malut dan Kota Ternate.
Dia mencontohkan, ada perangkat Kesultanan Ternate yang membawa anak-anak konsumsi miras di bawa ke masjid untuk dibina dan ini merupakan upaya Kesultanan untuk jadikan Ternate dijadikan sebagai kota religius dan keberagaman antar suku, etnis yang sangat kuat, sehingga situasi kamtibmas di daerah ini terus terpelihara.
Sultan menegaskan, Kota Ternate merupakan daerah majemuk dan terbuka dan bisa bertahan hingga 800 tahun lebih, karena tidak pernah mengisolasi untuk kelompok tertentu, buktinya wilayah yang didiami masyarakat di Ternate sebagian besar dari luar daerah. (**)
Discussion about this post