TERNATE,PM- Rumah sakit umum Chasan Bosoirie merupakan salah satu rumah sakit rujukan menjadi sorotan keluarga pasien yang mengalami patah tulang.
Hal ini terjadi bagi Ibu Marie Sumarsodo ( 66 thn ) sejak masuk rumah sakit umum Chasan Bosoirie pada Jumat , 23/7 siang untuk mendapat perawatan dan tindakan dokter , karena mengalami patah tulang lengan kanan .
Menurut keterangan suami pasien, Muksin Albaar kepada Wartawan PM online; Selasa, 26/7 mengatakan, bahwa dua dokter bedah umum yang menangani pasien istri saya, yaitu dokter Topan Sugara dan dr.Teguh.
Selama 3 hari dalam perawatan dan di jadwalkan akan di ambil tindakan operasi pada hari Senin, 25/7, sehingga di minta Ibu Marie untuk berpuasa guna persiapan untuk tindakan operasi.
Namun tiba tiba di batalkan dan sarankan untuk tidak berpuasa, karena alat yang akan di gunakan pasien tidak tersedia di RSU.
Peristiwa ini terjadi , sehingga Keluarga pasien marah, karena RSUD Chasan Bosoirie merupakan salah satu rumah sakit rujukan di Maluku Utara yang menjadi harapan masyarakat dalam pelayanan, ternyata harus tertunda karena tidak ada persediaannya alat .
Dia mengutip keterangan dokter, bahwa sudah cukup lama di usulkan permintaan, namun tidak pernah mendapat perhatian dari Direktur RSUD Chasan Bosoirie.
“Keluarga pasien menilai, bahwa manajemen rumah sakit umum Chasan Bosoirie sangat amburadul , perlu di evaluasi secepatnya , kalau tidak akan menimbulkan masalah pada pelayanan pasien.
Akhirnya langkah yang diambil bagi dokter bedah umum rumah sakit Chasan Bosoirie merujuk pasien Ibu Marie ke dokter ortopedi di rumah sakit swasta Prima Ternate.
Menurut keluarga pasien ,tindakan operasi telah dilakukan oleh dr.ortopedi Umar Alhadar pada hari ini Selasa, 26/7, tepat pada jam 14.00 wit, berjalan lancar dan alhamdulillah kondisi pasien dalam keadaan baik.
Lanjut , keluarga pasien minta kepada pemerintah daerah provinsi Maluku Utara agar evaluasi Direktur RSUD Chasan Bosoirie dan segera di copot dari jabatannya demi selamatkan rumah sakit , agar kejadian ini tidak terulang lagi ,”tutur .
Sesuai informasi yang di peroleh dari kalangan tenaga kesehatan menyebutkan, bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Chasan Bosoirie sudah memiliki seorang dr.Ortopedi ASN yang bertugas di rumah sakit.
Namun tidak di ketahui apa penyebabnya, sehingga dr. ortopedi sudah tidak kelihatan lagi di rumah sakit . Tetapi sesuai isu yang berkembang bahwa dr ortopedi telah di berhentikan sementara oleh Direktur rumah sakit Chasan Bosoirie .
Selama bertugas, berbagai kendala yang dihadapi dr.ortopedi , selain keterbatasan fasilitas maupun persediaan alat, juga tidak mendapat dukungan dari Direktur rumah sakit.
“Sehingga sering terjadi, bila ada pasien yang mengalami patah tulang di tangani langsung oleh dokter bedah umum,” ungkapnya. (**)

