Penulis: Muhlis Idrus
TERNATE- Dihadapan Komisaris Utama (Komut) Mind ID, Letjen TNI Purn Dr Hc Doni Munardo, Sultan Tidore, H. Husain Alting Sjah, SE, MM menyampaikan sikap terbuka.
Sultan Tidore Husaen Alting Sjah mengatakan Doni Munardo sebagai sahabatnya sejak menjadi Pangdam XVI/Pattimura yang memiliki Program Emas Biru, Emas Hijau, dirasakan masyarakat.
“Saya kenal betul dengan beliau, dan saat ini beliau adalah seorang Jenderal yang sangat peduli dengan lingkungan,” ucap Sultan saat berbicara di malam ramah tamah Komut MIND ID dengan Forkopimda Maluku Utara, Sabtu malam (16/7/2022) di Red Star Resto & Function Hall, Kota Ternate, Maluku Utara.
Lanjut Sultan Husain Alting Sjah, kehadiran Doni Monardo sebagai Komisaris MIND ID juga sebagai Konsorsium Tambang dapat disambut dengan baik dan positif.
“Saya hadir dalam acara malam ini hanya sebagai Sultan, akan tetapi juga sebagai anggota DPD Dapil Provinsi Maluku Utara, dan tak lain hamba Allah yang harus bertanggung jawab dengan amanah kepada sang khalik nanti, untuk itu saya tidak mau dihujat oleh anak turunan, serta diminta pertanggungjawaban kepada tuhan manakala mewariskan lingkungan yang rusak,” ujarnya.
Menurutnya, produksi Sarjana di perguruan tinggi Malut semakin banyak, dan itu akan lebih menambah pengangguran, sehingga Ia katakan, para Perusahaan Pertambangan agar lebih mengutamakan Pekerja Tenaga Lokal.
“Sekitar 60.000 tenaga kerja yang dibutuhkan, maka dari itu saya minta perusahaan utamakan pekerja lokal, apabila Pertambangan membutuhkan tenaga yang belum ada pada tenaga lokal, maka perusahaan harus menyekolahkan tenaga lokal dan saya harap kepada Pertambangan agar menghidupkan pelaku UMKM dilingkungan Pertambangan,” harap Sultan.
Kehadiran perusahaan tambang di wilayah Maluku Utara, dia berharap dapat membawa dampak positif bagi rakyatnya.
“Saya harap, pak Doni dengan kredibilitasnya itu mampu mengawasi semua perusahaan tambang agar benar-benar menjalankan fungsi tugasnya, dan tidak meninggalkan kewajiban, yakni mensejahterakan masyarakat Maluku Utara dan pada khususnya di wilayah pertambangan,” harap Sultan.
Sementara Doni Monardo Selaku Komisaris Utama Mind ID, secara langsung menanggapi dengan merespon positif, Ia meminta maaf, dengan mengatakan, semua perusahaan tambang di bawah MIND ID agar transparan dalam mengelola dana CSR.
“Itu Khususnya perusahaan tambang yang ada di Maluku Utara, dan itu Masyarakat harus tahu Dana CSR diperuntukan untuk siapa. Perlu dibuka ke publik kemana saja, untuk apa saja dana CSR itu. Pengelolaannya harus benar-benar untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar mantan Pangdam Pattimura 2015 – 2017 itu pada kesempatannya.
Doni menambahkan kedepan nanti perusahaan tambang harus wajib memikirkan langkah langkah yang dibutuhkan demi kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.
” Mineral, baik itu emas, nikel, dan lain-lain itu suatu saat akan habis. Jangan sampai setelah habis atau tambangnya selesai, rakyat tidak memiliki kesejahteraan, apalagi meninggalkan kerusakan lingkungan,” tegas mantan Kepala BNPB 2019-2021 itu.
Kata dia, jangan sampai adanya pemberitaan yang cenderung mewartakan sentiment yang negative terhadap aspek transparansi CSR di PT Antam baru-baru ini, kata dia, hendaknya itu dijadikan sebuah pelajaran penting.
“Itulah pentingnya transparansi transparansi anggaran CSR, itu pernyataan selaras dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik,” kata Doni.
Doni Monardo bersama Toto Nugroho Dirut IBC dan turut dalam acara Malam Ramatama Komisaris Utama Mind ID dan Forkopimda Provinsi Maluku Utara, yakni jajaran direksi BUMN Tambang di bawah MIND ID, yang memiliki area tambang di wilayah Maluku Utara. Di antaranya Ir Basar Simanjuntak, Direktur SDM PT Antam, Ir Toto Nugroho Pranantyasto, M.Sc, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC), Ananto Hendra Setiawan, ST, Direktur Utama FENI Halmahera Timur.
Doni yang didampingi Komisaris MIND ID Irjen Pol Purn Martuani Sormin, meminta dana CSR harus benar-benar diperuntukkan untuk kemakmuran Masyarakat.
Salah satunya, kolaborasi CSR perusahaan tambang tersebut, misalnya membagikan secara gratis 1.000 bibit pohon jabon/samama (Anthocephalus macrophyllus) atau tanaman keras lain kepada setiap kelompok atau keluarga. Pohon jabon adalah bahan baku pabrik plywood.
“Sebab pohon itu berusia tujuh tahun, sudah bisa dipanen. Dan saat itu juga satu keluarga bisa mendapatkan penghasilan sekitar satu miliar rupiah kalau ada 1000 pohon, karena harga per pohon usia 7 tahun adalah 1 jt rupiah, red. Didalamnya sudah Off takernya, yakni industri pabrik plywood,” kata Doni, yang juga Ketua PPAD (Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat).
Jenis usaha lain yang bisa dikembangkan kata Doni, misalnya ayam potong, atau ayam petelur. Sebab selama ini, ujar dia, pasokan telur dan daging ayam di Malut banyak dipasok dari daerah lain, bahkan ada yang didatangkan dari Jawa. Juga pengembangan bisnis laundry pakaian para karyawan perusahaan tambang yang jumlahnya puluhan ribu.
“Membuat pelatihan ke pemuda dan pemudi, koperasi emak emak, agar bisa berbisnis laundry langsung dikelola dan itu dirasakan masyarakat sekitar tambang setempat,” kata Doni.
Kepada Sultan Tidore maupun Gubernur Maluku Utara, yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik & Pemerintahan Bapak Ir. Hj. Abukhari Hamzah, Doni Monardo mengatakan, saat ketiga perusahaan BUMN Tambang di wilayah Malut nanti beroperasi penuh, maka sudah pasti membutuhkan 70.000 tenaga kerja akan terserap.
Sementara Ir Toto Nugroho Pranantyasto, M.Sc, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) mengatakan, IBC lahir atas keprihatinan Presiden Joko Widodo tentang adanya ancaman krisis energi. Karena itu, proses alih teknologi dari bahan bakar forsial ke bahan bakar terbarukan itu harus dilakukan.
Karena kedepan nanti, ujar Toto, industri otomotif akan dialihkan ke teknologi battery. Dan baru-baru ini, kata dia, perusahaan otomotif sudah berbasis tenaga battery seperti Tesla, BMW, dan yang lain telah datang ke Indonesia untuk melihat dari dekat potensi bahan nikel.
“Tetapi yang mereka utamakan bukan seberapa besar cadangan nikel yang kita miliki nanti, melainkan seberapa proses penambangan nikel yang diukur dari, baik perusahaan dalam mengelola lingkungan. Alam pun harus dijaga, karena Ini sejalan dengan fenomena eco-green yang sudah mendunia,” ucap Toto.
Toto menyentil arahan Komut MIND ID, Doni Monardo menjadi sangat relevan, pada PT IBC ke depan, yang akan memperhatikan ekosistem.
“Sudah tentu, akan banyak tenaga kerja yang bisa terserap. Karena di perusahaan kami saja, paling tidak sedikit menyerap antara 10.000 sampai 20.000 tenaga kerja. Dan itu sebagian besar di utamakan dari Maluku Utara,” pungkasnya. (**)
Discussion about this post